Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan sekaligus Menko Perekonomian, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan, reformasi di lingkungan Ditjen Bea Cukai telah membuahkan hasil dengan naiknya bea masuk di atas 8 persen."Ini merupakan prestasi tertinggi yang dapat dicapai pemerintah meskipun tarif pajak mengalami penurunan rata-rata empat persen," kata Sri Mulyani dalam penjelasan kepada media massa mengenai RAPBN tahun 2009.Reformasi ini akan diteruskan dalam upaya mencapai target penerimaan pajak dalam RAPBN 2009, diharapkan dengan turunnya tarif pajak akan meningkatkan investasi serta ekspor sehingga penerimaan dari bea masuk akan mengalami kenaikan. Menkeu menunjukkan data, pertumbuhan ekonomi tahun 2008 sebanyak 41 persen didorong dari investasi, lebih tinggi dibandingkan tahun 2007 yang baru 35 persen. Dia juga membantah, apabila pertumbuhan ekonomi saat ini disebabkan investasi padat modal, justru yang terjadi tingkat pengangguran dapat ditekan. Ini juga dibarengi dengan strategi investasi 2009 untuk membuka peluang pekerjaan. Menurut dia, rasio penerimaan pajak terhadap Produk Domestik Bruto dalam APBN-Perubahan 2008 13,6 persen, diharapkan dalam RAPBN 2008 dengan kebijakan serupa menjadi 13,7 persen. Dengan rasio penerimaan pajak sebesar itu, pendapatan negara dan hibah dalam RAPBN 2009 diproyeksikan Rp1,022,6 triliun naik 14,3 persen dibandingkan APBN-P 2008, ujar dia. Penerimaan pajak sendiri, menurut Menteri Keuangan, dalam RAPBN 2009 diharapkan mencapai Rp726,3 triliun dengan asumsi BBM 100 dolar AS per barel, sedangkan dalam APBN-P 2008 609,2 triliun. Menurut Menkeu, dengan adanya tambahan penerimaan tersebut defisit RAPBN 2009 diperkirakan 1,9 persen terhadap PDB. Defisit dibarengi pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan pembayaran utang sehingga rasio utang dapat ditekan 30 persen terhadap PDB dibandingkan tahun 2008 33 persen. Penerimaan pemerintah dari sektor minyak akan semakin kecil, akan tetapi diharapkan ada pengganti dari sektor batubara dan gas bumi sehingga sebenarnya ada cost recovery, kata Menkeu.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008