Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp640,6 miliar dalam RAPBN 2009 untuk program pengembangan biofuel.Menko Perekonomian/Menkeu, Sri Mulyani Indrawati, ketika menyampaikan penjelasan tentang RAPBN 2009 di Jakarta, Jumat, menyebutkan, penyediaan subsidi kredit program biofuel itu dalam rangka menggiatkan penggunaan sumber energi alternatif di luar BBM."Untuk mengurangi subsidi BBM dan listrik, pemerintah sedang menggiatkan penggunaan sumber energi alternatif di luar BBM termasuk mempercepat pembangunan listrik non BBM dan pengembangan biofuel," kata Sri Mulyani.Meskipun ada upaya mengurangi subsidi BBM, pemerintah masih mempertahankan subsidi BBM dan listrik yang cukup besar dalam RAPBN 2009. RAPBN 2009 masih mempertahankan subsidi BBM hingga Rp101,4 triliun, termasuk subsidi LPG sebesar Rp14,6 triliun. Selain itu, juga terdapat subsidi listrik sebesar Rp60,4 triliun. "Sebagian besar subsidi BBM digunakan untuk subsidi minyak tanah yang banyak dikonsumsi oleh keluarga miskin," katanya. Ia mengatakan, walaupun tingkat kemiskinan pada 2008 mengalami penurunan, jumlah keluarga miskin khususnya di daerah pedesaan masih besar. Kondisi itu diperburuk oleh fakta bahwa sebagian keluarga Indonesia yang berada di sekitar garis kemiskinan sangat rentan terhadap berbagai goncangan ekonomi. Pemerintah menyadari bahwa kantong kemiskinan berada di daerah pedesaan di mana sektor pertanian menjadi sumber utama penerimaan keluarga miskin. Oleh karena itu, alokasi untuk sektor pedesaan dan pertanian dalam RAPBN 2009 meningkat menjadi Rp13.9 triliun yang terdiri dari Rp8,4 triliun anggaran Deptan dan Rp5,5 triliun untuk anggaran subfungsi pengairan. Petani juga menikmati berbagai subsidi langsung dan spesifik dalam bentuk subsidi pupuk, subsidi bunga kredit program, dan subsidi benih sejumlah Rp21,4 triliun atau meningkat 112,9 persen dibanding APBNP 2008. "Proteksi terhadap petani akan bertambah besar jika subsidi raskin yang merupakan bagian dari kebijakan penyangga harga beras diperhitungkan sebagai subsidi tidak langsung kepada petani," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008