Jakarta (ANTARA News) - Pidato Kenegaraan Presiden di DPR tak bisa mendorong kelanjutan kenaikan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), dimana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat pagi ditutup turun 1,09 persen. IHSG turun 22,900 poin menjadi 2.083,742 dan indeks LQ45 terkoreksi 5,131 poin atau 1,18 persen ke posisi 428,635. Besarnya makro ekonomi yang diungkapkan dalam pidato kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, seperti pertumbuhan ekonomi yang di atas enam persen tidak mampu menjadi pendorong indeks BEI. Indeks BEI justru dipengaruhi oleh turunnya harga minyak dunia yang di bawah 114 dolar AS per barel dan membuat saham-saham berbasis komoditas kembali mengalami koreksi. Penurunan indeks dipimpin oleh melemahnya beberapa saham unggulan, seperti saham Bumi Resources terkoreksi Rp350 ke harga Rp5.050, Astra Agro Lestari yang turun Rp850 menjadi Rp16.850, London Sumatera melemah Rp500 ke harga Rp5.950, Tambang Timah tergerus Rp100 ke Rp2.300, Inco terkikis Rp225 menjadi Rp3.800, Bakrie Plantations menurun Rp60 ke posisi Rp1.080 dan Tambang Batubara Bukit Asam tertekan Rp750 ke Rp12.900. Analisa dari PT Trimegah Securities, dalam ulasan pasarnya, mengungkapkan, volatilitas pergerakan harga harga komoditas pada Jumat pagi cukup tinggi karena tertekannya harga minyak. Selain itu, indikasi pelaku pasar melepas sahamnya menjelang libur panjang hari kemerdekaan RI ke-63 juga menjadi indikasi pelemahan indeks BEI pada Jumat ini. Kondisi inilah yang membuat perdagangan saham di BEI didominasi yang turun sebanyak 101 jenis dibanding yang naik hanya 32 dan 48 stagnan. Volume perdagangan mencapai 892,298 juta saham dengan nilai Rp996,827 miliar dari 20.164 kali transaksi. (*)
Copyright © ANTARA 2008