Makassar (ANTARA) - Wartawan Senior Majalah Tempo Ika Ningtyas mengatakan, kolaborasi antarmedia, lembaga swadaya masyarakat dan lembaga lainnya akan menjadi kekuatan jurnalisme investigasi kasus korupsi.
Hal itu dikemukakan Ika pada Lokakarya Media yang mengusung tema "Jurnalisme Investigasi dan Antikorupsi" yang digelar KPK dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Makassar di Makassar, Kamis.
Dia mengatakan, kolaborasi menjadi kunci keberhasilan dalam menginvestigasi suatu kasus, bukan zamannya lagi eksklusivitas untuk mengungkap satu kasus. Alasannya, misi bersama yang ditekankan adalah mengungkap kasus yang merugikan publik.
Baca juga: Jurnalisme data kembali digelar AJI Pontianak
"Pentingnya kasus korupsi ini diungkap bersama dengan pelibatan banyak pihak, karena harus disadari bahwa jurnalisme investigasi terkait kepentingan publik, mengungkap kejahatan atau yang ditutup-tutupi, menggali motif dan modus, mendudukkan aktor dan perannya," katanya.
Selain kolaborasi, lanjut dia, juga tergantung dari kemampuan skill seorang jurnalis dan dukungan penuh pihak redaksi dan perusahaan dalam mengungkap kasus korupsi. Termasuk tantangan eksternal yang harus dilalui di lapangan.
Tantangan eksternal itu misalnya kemampuan mengumpulkan dokumen dan wawancara narasumber primer dan sekuder. Khusus dokumentasi, hal itu penting untuk menjadi bukti visual, data, hasil sampel atau tes.
"Jadi inti dari jurnalisme investigasi itu adalah dokumen, sehingga laporan investigasi kita kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan," katanya.
Sebagai gambaran, kasus kepemilikan lahan pertanian di Sulawesi Tenggara yang melibatkan keluarga elit pemerintah dan investor dalam mempermudah kepemilikan lahan. Sebelumnya Tempo sempat digugat oleh narasumber yang mengaku tidak pernah diwawacarai jurnalis Tempo, namun karena memiliki rekaman wawancara, akhirnya Tempo dapat terlepas dari gugatan itu.
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019