Jakarta, (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakui Indonesia saat ini masih belum aman dari aksi-aksi terorisme. "Negara kita belum aman dari aksi-aksi terorisme. Demikian pula, kita masih harus terus melakukan pemberantasan pembalakan liar, pencurian ikan, dan peredaran gelap narkoba," kata Presiden dalam pidato kenegaraan serta keterangan pemerintah atas RUU APBN 2009 beserta nota keuangannya di depan Rapat Paripurna DPR RI, Jakarta, Jumat. Oleh karena itu, kata Kepala Negara, agenda mewujudkan Indonesia yang aman dan damai, terus ditingkatkan dan dijaga bersama. Presiden menuturkan dalam menjalankan amanat rakyat, ia telah menetapkan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang RPJM Nasional 2004-2009 yang mencantumkan tiga agenda pembangunan nasional yaitu agenda menciptakan Indonesia yang aman dan damai, menciptakan Indonesia yang adil dan demokratis, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pelaksanaan ketiga agenda utama itu, tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang menjadi landasan penyusunan APBN setiap tahun, katanya. "Dalam pelaksanaan agenda mewujudkan Indonesia yang aman dan damai, melalui kerja keras dan upaya yang sinergis, kita berhasil mempertahankan stabilitas sosial, politik dan keamanan dalam kehidupan masyarakat," kata Presiden dalam rapat paripurna yang dipimpin Ketua DPR Agung Laksono itu. Wilayah-wilayah rawan konflik seperti Aceh, Papua, Poso, dan Maluku, kata Presiden, terus memperlihatkan kemajuan secara nyata, terutama dalam proses pemulihan keamanan dan perbaikan kesejahteraan. Situasi yang semakin stabil, selain memulihkan rasa percaya antar kelompok untuk saling berinteraksi juga makin meningkatkan kepercayaan dan wibawa aparatur pemerintah dan aparat keamanan di mata masyarakat, katanya. "Kebijakan pemerintah yang bersifat persuasif, proaktif, dan berimbang ternyata mampu meyakinkan berbagai pihak bahwa kekerasan bukanlah solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah," katanya. Presiden menyatakan bahwa negara Indonesia sudah semakin aman dan kondisi itu makin dirasakan mulai dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, di mana pun dan kapan pun di negeri ini. "Ini merupakan kemajuan yang amat penting sehingga kita bisa meluncurkan program Visit Indonesia Year 2008, untuk mengembangkan pariwisata Indonesia," katanya. Sektor pariwisata tahun 2007 menyumbangkan penerimaan negara sebesar 5,3 miliar dolar AS dan berbeda dengan sektor lainnya, sektor pariwisata melibatkan jutaan tenaga kerja di bidang perhotelan, makanan, transportasi, pemandu wisata, sampai industri kerajinan. Menurut laporan, kata Presiden, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali sebagai barometer pariwisata Indonesia, terus menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2007 wisatawan di Bali mencapai angka tertinggi sejak krisis 1998 bahkan lebih tinggi dari sebelum terjadinya pemboman di Bali akhir 2002. Upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap aksi-aksi kejahatan transnasional dan terorisme juga menunjukkan hasil menggembirakan, katanya. "Aparat keamanan telah berhasil menangkap, mengadili, dan memvonis para pelakunya. Terakhir, aparat kepolisian berhasil menemukan sejumlah bahan peledak dan bom rakitan di Palembang," katanya. Di satu sisi berbagai keberhasilan itu sangat menggembirakan namun di sisi lain harus tetap meningkatkan kewaspadaan. Khusus untuk kejahatan narkoba, pemerintah bertekad memberantas sampai ke akar-akarnya, kata Presiden. Pemerintah melalui Kepolisian dan Kejaksaan Agung akan melakukan penyidikan dan penuntutan untuk memberikan hukuman yang seberat-beratnya bagi pengedar narkoba. "Mereka ini secara langsung membahayakan generasi muda bangsa, membahayakan masa depan dan kelangsungan hidup anak-anak kita," katanya. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008