Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap ada putra-putri bangsa Indonesia yang berada di garis depan kemajuan ilmu dan teknologi dunia, bahkan kalau bisa meraih Hadiah Nobel. "Bidang pendidikan tetap menjadi prioritas utama pemerintah," kata Presiden Yudhoyono dalam Pidato Kenegaraan serta Keterangan Pemerintah atas RUU APBN 2009 beserta Nota Keuangannya di depan Rapat Paripurna DPR, Jakarta, Jumat. Dalam beberapa tahun terakhir, kata Yudhoyono, alokasi anggaran Departemen Pendidikan Nasional merupakan alokasi anggaran tertinggi dibandingkan dengan departemen lainnya. Pada rapat paripurna yang dipimpin Ketua DPR Agung Laksono, Presiden menyebutkan anggaran pendidikan telah meningkat hampir dua kali lipat dari Rp78,5 triliun pada tahun 2005 menjadi Rp154,2 triliun pada tahun 2008. Bahkan untuk tahun anggaran 2009, di tengah-tengah krisis harga minyak dan pangan dunia yang berdampak pada perekonomian nasional, anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBN sebagaimana diamanatkan konstitusi telah dapat dipenuhi. Presiden mengatakan kenaikan anggaran tersebut digunakan antara lain untuk melakukan rehabilitasi gedung sekolah dan membangun puluhan ribu kelas dan ribuan sekolah baru. Sejalan dengan semangat desentralisasi, pemerintah sejak 2005 memberikan hibah dalam bentuk bantuan operasional langsung ke sekolah yang dikenal dengan Bantuan Operasional Sekolah (BOS). "Kita berharap melalui program BOS ditambah dengan partisipasi pemerintah daerah, program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dapat dilakukan secara efektif dengan biaya yang rendah dan terjangkau bagi masyarakat," katanya. Presiden mengatakan, walaupun biaya sekolah telah diturunkan, masih ada keluarga Indonesia yang tidak mampu mengirim anaknya ke sekolah. Pemerintah mengatasi masalah ini dengan memberikan bantuan langsung tunai (BLT) kepada keluarga miskin, dengan syarat anak-anak mereka tetap harus masuk sekolah. BLT bersyarat itu, kata Presiden, dikenal juga sebagai Program Keluarga Harapan (PKH) yang telah dilaksanakan di 73 kabupaten/kota. Ke depan, program ini akan diperluas karena berpotensi memutus rantai kemiskinan antargenerasi. Beasiswa Selain PKH, pemerintah menyediakan beasiswa untuk lebih dari satu juta siswa Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, lebih dari 600 ribu siswa SMP/Madrasah Tsanawiyah, 900 ribu siswa SMA/SMK/Madrasah Aliyah, dan lebih dari 200 ribu mahasiswa PT/PT Agama. "Sebagian besar siswa dan mahasiswa tersebut berasal dari keluarga tidak mampu," katanya. Presiden menyatakan, khusus untuk anak-anak yang berprestasi cemerlang, yang telah mengharumkan nama bangsa dan negara dengan meraih medali emas dalam olimpiade berbagai cabang ilmu pengetahuan, pemerintah akan memberikan beasiswa untuk menuntut ilmu di universitas mana pun di seluruh dunia sampai mencapai gelar doktor. "Kita berharap di masa depan, akan ada putra-putri bangsa Indonesia yang berada di garis depan kemajuan ilmu dan teknologi dunia, bahkan kalau bisa meraih Hadiah Nobel," katanya. Presiden bersyukur pada 2007, kontingen Indonesia berhasil memperoleh 51 medali emas dari berbagai olimpiade sains internasional sehingga merupakan prestasi cemerlang dan membanggakan. Di sisi lain, kata Presiden, pendidikan sangat bergantung pula pada kompetensi dan profesionalisme guru dan dosen. "Pemerintah terus memperhatikan perbaikan kesejahteraan dan kualitas kompetensi guru antara lain dengan menaikkan penghasilan mereka," katanya. Bila pada 2004 penghasilan yang diterima guru golongan terendah masih Rp842,6 ribu perbulan, pada 2008 telah mencapai Rp1,854 juta atau naik lebih dari dua kali lipat. Langkah lain adalah meningkatkan kualitas guru dan dosen melalui program peningkatan kualifikasi akademik S1 dan D4 bagi guru, dan pendidikan S2 dan S3 bagi dosen. Dengan dipenuhinya amanat konstitusi untuk alokasi anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBN ini, maka lebih banyak lagi yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di semua aspek. "Ini termasuk gedung sekolah, perpustakaan dan laboratorium sekolah, bea siswa, kompetensi dan kesejahteraan guru, dan sebagainya. Ini semua adalah investasi kita, untuk meningkatkan daya saing bangsa, demi masa depan bangsa yang gemilang," kata Kepala Negara. (*)
Copyright © ANTARA 2008