Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah di pasar spot antar bank Jakarta, Jumat pagi, melemah lima poin menjadi Rp9.180/9.185 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.175/9.184, karena pelaku pasar masih membeli mata uang asing itu. "Pembelian dolar AS oleh pelaku pasar masih berlanjut, namun aksi beli itu menurun dibanding hari sebelumnya, sehingga rupiah turun tipis, " kata pengamat pasar uang, Edwin Sinaga, di Jakarta, Jumat. Menurut Edwin, pelaku pasar saat ini sedang fokus terhadap rancangan anggaran pendapatan belanja negara (RAPBN) yang disampaikan Presiden di DPR hari ini. Dalam RAPBN itu pemerintah menetapkan asumsi rupiah terhadap dolar AS mencapai Rp9.100 per dolar, dengan harga minyak mentah dunia di kisaran 95 sampai 120 dolar AS per barel. Ia juga mengatakan, asumsi pemerintah terhadap rupiah yang mencapai Rp9.100 per dolar dinilai realistis, mengingat harga minyak mentah dunia terus bergerak turun dan sempat mencapai 113 dolar per barel (saat ini berkisar 116 dolar AS). "Kami optimis rupiah akan kembali membaik, meski saat ini agak tertekan oleh pasar, akibat aksi beli dolar AS yang masih terjadi," katanya. Rupiah masih berada di atas posisi Rp9.100 per dolar AS dan sebenarnya bisa menguat, setelah Badan Pusat Statistik menyebutkan pertumbuhan ekonomi kuartal kedua 2008 lebih tinggi dibanding kuartal pertama 2008, namun pasar masih cenderung membeli dolar. Pertumbuhan ekonomi kuartal kedua 2008 mencapai 6,4 persen naik dibanding kuartal pertama 2008 yang mencapai 6,3 persen, meski para analis menyatakan pertumbuhan pada kuartal kedua agak melambat, katanya. Rupiah juga akan mendapat dukungan dengan akan masuknya dana pengusaha Indonesia yang parkir di luar negeri menjelang pemilihan umum, karena para pengusaha mempunyai kepentingan. Karena itu peluang rupiah untuk naik cukup besar, hanya menunggu waktu yang tepat kapan kenaikan itu bisa terjadi, ucapnya. Rupiah pada sore nanti diperkirakan akan bergerak mengingat tekanan pasar mulai berkurang, apalagi Bank Indonesia terus memantau pergerakan rupiah di pasar. "Kami optimis peluang rupiah untuk kembali menguat masih tetap tinggi," ujarnya. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008