"Kami ingin mengidentifikasi, mengenali kekuatan, tantangan yang dihadapi masing-masing daerah," kata Direktur Hubungan Antara Lembaga dan Kerjasama BPIP Elfrida Herawati Siregar, di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Kamis.
Hal tersebut disampaikannya saat Pertemuan Kepala Kesbangpol Regional Wilayah Timur Indonesia bertema "Gotong-Royong Membumikan Pancasila", yang diikuti perwakilan Kesbangpol 12 provinsi.
Elfrida mengingatkan tantangan pembumian Pancasila yang dihadapi setiap daerah berbeda, seiring kondisi sosial budaya masyarakat yang berbeda.
"Penanganan tantangan di Bali, tentu berbeda dengan Papua karena budayanya juga berbeda. Untuk membumikan Pancasila, BPIP akan menggunakan pendekatan kultural," katanya.
Oleh karena itu, kata Elfrida, pihaknya mengumpulkan jajaran Kesbangpol di 12 provinsi regional timur Indonesia untuk mengenali permasalahan dan tantangan yang dihadapi agar bisa dicari solusinya.
Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP Iman Hasiholan Sirait menambahkan bahwa ideologi Pancasila, persatuan Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika menjadi prasyarat tercapainya program pemerintah.
"Kalau prasyarat tidak tercapai, program pembangunan terhambat. Makanya, prasyarat-prasyarat ini harus terpenuhi secara cepat sehingga program segera terealisasikan," katanya.
Sementara itu, Direktur Bina Ideologi, Karakter dan Wawasan Kebangsaan Kemendagri Dr. Prabawa Eka Soesanta mengatakan perlunya menginventarisasi berbagai persoalan yang menghambat implementasi pembumian Pancasila.
"Kita urai penyebabnya, rumuskan apa yang harus kita lakukan. Ya, harapannya tentu ada semangat kebersamaan membumikan Pancasila. Kalau itu menjadi tanggung jawab pemerintah saja, tidak selesai," katanya.
Baca juga: BPIP ingatkan keluarga TNI bijak bermedia sosial
Baca juga: BPIP ingin mengubah cerita rakyat Indonesia yang berakhir tragedi
Baca juga: BPIP-TNI kerja sama pulihkan prajurit terpapar paham anti-Pancasila
Baca juga: BPIP akan evaluasi perda di NTB yang bertentangan dengan Pancasila
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019