Jakarta (ANTARA) - Sekjen Partai NasDem, Johnny G Plate menyebutkan stabilitas politik diperlukan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional di atas lima persen pada tahun 2020.
"Perlu adanya stabilitas iklim politik di Indonesia agar para investor tertarik menanamkan modalnya di Indonesia," kata Plate dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, Indonesia harus memberikan keyakinan kepada investor bahwa stabilitas politik dalam negeri semakin baik dari waktu ke waktu, sehingga para investor tidak ragu untuk berinvestasi.
Plate juga optimistis pertumbuhan ekonomi nasional akan tetap tumbuh di kisaran lima persen pada 2020 mendatang karena faktor konsumsi masyarakat menyumbang sekitar lima persen dari pertumbuhan ekonomi nasional.
"Kita harus yakin bahwa ekonomi kita punya pondasi yang kuat. Pertumbuhan ekonomi nasional itu pilar utamanya konsumsi. Dukungan dari sektor konsumsi itu sekira lima persen dari pertumbuhan kita," kata Plate yang dilantik sebagai Menkominfo oleh Presiden Joko Widodo.
Oleh karena itu, kata dia, saat menjadi pembicara diskusi "Dialog Selasa", masyarakat diminta tidak perlu khawatir dengan adanya isu global, seperti perang dagang antara Amerika Serikat dengan Tiongkok akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 mendatang.
"Tidak perlu ragu bahwa pertumbuhan ekonomi kita tahun 2020 tetap akan positif dikisaran di atas lima persen," ujarnya.
Acara dialog itu sendiri digelar dalam rangka Kongres II Partai NasDem yang dihelat pada 8 hingga 11 November 2019 mendatang.
Sementara itu, Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani menilai keputusan Presiden Joko Widodo mempertahankan menteri-menteri lama dalam Kabinet Indonesia Maju sudah tepat. Perekonomian Indonesia dirasa masih butuh tangan andal dari menteri 'wajah lama'.
"Saya lihat untuk ekonomi masih mempertahankan menteri-menteri yang lama. Saya rasa ini cukup bagus supaya ada kesinambungan," kata Aviliani.
Jokowi mempertahankan sejumlah menteri ekonomi yang dianggap cakap. Beberapa menteri ekonomi 'wajah lama' yang kembali mengisi kabinet anyar Jokowi, di antaranya Sri Mulyani Indrawati dan Budi Karya Sumadi.
Menurut Aviliani, jika kursi menteri ekonomi kabinet diisi orang-orang baru, hal itu malah menyulitkan pencapaian visi misi Jokowi. Apalagi kondisi ekonomi global saat ini sedang tidak stabil.
"Kalau semuanya baru, tidak ada kesinambungan. Sehingga susah juga kita melihat dua tahun ke depan yang dalam masa sulit," tuturnya.
Ia berharap, menteri-menteri lama yang diberikan mandat tersebut dapat bekerja mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang selama ini sudah dibuat. Hal tersebut lantaran masih banyak kebijakan yang belum terlaksana.
"Itu menjadi kunci penting bagi saya karena implementasi itu cukup banyak punya problem. Banyak kebijakan yang sudah keluar tapi diimplementasikan tidak jalan," ujar dia.
Di sisi lain, Aviliani juga mengungkapkan komposisi menteri pemerintahan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin yang terdiri dari profesional, partai politik (parpol), dan oposisi juga sudah tepat.
"Saya lihat Pak Jokowi di periode kedua ini, ada parpol, dari oposisi juga menjadi pendukung. Berarti lebih banyak diakomodasi," tuturnya.
Baca juga: Menkominfo baru, operator seluler harap pungutan tidak naik
Baca juga: Menkominfo berencana permudah perizinan perusahaan "start up"
Baca juga: Menkominfo Johnny G Plate harap Indonesia punya hectocorn
Baca juga: Menkominfo Johnny G Plate akan lanjutkan pembangunan telekomunikasi
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019