Beijing (ANTARA News) - Pebulutangkis Sony Dwi Kuncoro mengakui dirinya sering membuat kesalahan dalam pertandingannya melawan Lee Chong Wei dari Malaysia, sehingga mengalami kekalahan dua game langsung 9-21 dan 11-21. "Saya sering membuat kesalahan, seperti ragu-ragu dalam menempatkan bola, sehingga bolanya nanggung dan mudah di smes," kata Sony kepada pers, seusai pertandingan yang digelar di Beijing University of Technology Gymnasium, Kamis. Menurutnya, penempatan bola yang dilakukan lawannya juga sangat baik dan sulit di tebak arahnya, sehingga dirinya pun mengalami kesulitan dalam meraih nilai. Sony mengatakan pula, bola-bola yang diarahkan pemain Malaysia juga cepat dan sulit ditebak, selain sangat keras sehingga dirinya sulit mengontrol pengembalian ke lawan. "Penempatan bola-bolanya bagus, akurat dan cepat, serta sulit di tebak dan keras," kata Sony. Sony mengakui, kekalahan tersebut agak mengecewakan karena hasil yang dicapainya di Olimpiade Beijing itu berarti penurunan dari hasil Olimpiade sebelumnya, mengingat pada Olimpiade Athena 2004 ia berhasil meraih perunggu. Meskipun demikian, ia mengatakan bahwa walaupun dirinya kali ini gagal, namun bukan berarti peluang untuk meningkatkan prestasi dalam berbagai event tidak ada. "Perjalanan masih panjang dan kesempatan untuk memperbaiki prestasi masih ada," katanya. Juga kecewa Presdir LG Electronics Indonesia, Lee Ju Lee, yang turut menyaksikan langsung pertandingan dan mengaku baru pertama kali menonton Olimpiade mengakui juga merasa kecewa dengan permainan Sony yang dinilai tidak menampakkan permainan kelas Olimpiade. Soni dinilainya kurang berjuang. "Permainannya terlalu bertahan dan tidak menunjukkan kelas dunia," katanya. Dia malah menilai pemain ganda campuran Nova Widianto lebih layak dibandingkan Sony karena permainannya lebih bagus. "Lawannya pemain Malaysia itu lebih kuat, mengapa Sony tidak menyerang, sedangkan permainan ganda campuran lebih bagus dan menunjukkan kelas dunia," kata dia yang membawa 45 orang Indonesia yang terdiri atas dealer elektronika dan lima wartawan. Hal senada dikemukakan penonton Indonesia Zatni, yang mengaku juga kecewa dengan kekalahan Sony, karena dinilainya sangat lemah dan banyak bola yang nanggung sehingga mudah dimatikan lawan. "Permainan Indonesia seharusnya bisa lebih baik daripada itu," katanya menambahkan. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008