Brisbane (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Australia, Stephen Smith menepis kekhawatiran bahwa di antara 2.000 sekolah di Indonesia yang dibangun atas dana rakyat Australia adalah "madrasah" yang tidak selalu mengajarkan ideologi moderat. Kekhawatiran sementara pihak di Australia itu terungkap dalam wawancara Menlu Smith dengan "Sky News AM Agenda" berkaitan dengan komitmen Australia membangun 2.000 sekolah hingga akhir 2009, demikian ANTARA melaporkan dari Brisbane, Kamis. Ia mengatakan, sekolah-sekolah yang dibangun dengan dana yang menjadi bagian dari program kemitraan Australia-Australia senilai 2,5 miliar dolar Australia itu mutlak mengajarkan kurikulum nasional kepada murid-muridnya. Menlu Smith mengunjungi Indonesia dari 11 hingga 13 Agustus 2008. Bersama Menlu Hassan Wirajuda, Menlu Smith mengunjungi SMP Negeri IV Pallangga Gowa, Sulawesi Selatan, Selasa (12/8). SMP negeri itu merupakan sekolah ke-1000 yang dibangun atas dana bantuan Australia. Menlu Smith mengatakan, program pembangunan sekolah itu tidak hanya terbuka bagi sekolah negeri, tetapi juga sekolah Islam, namun lembaga-lembaga pendidikan keagamaan tersebut harus mengajarkan kurikulum nasional. Program kemitraan Australia-Indonesia itu telah dirasakan manfaatnya oleh sekolah-sekolah negeri maupun agama. Kehadiran sekolah yang dibangun dengan dana rakyat Australia ini juga mendapat sambutan hangat dan luas di Indonesia. Banyak di antara sekolah itu dibangun di daerah-daerah termiskin dan terisolasi. Kehadirannya telah memungkinkan anak-anak di sana mendapatkan pendidikan, kata Menlu Smith. (*)

Copyright © ANTARA 2008