Beijing (ANTARA News) - Untuk menjaga citra di dunia internasional, panitia Olimpiade China (BOCOG) berusaha melindungi para sponsor resmi dari usaha pelanggaran hak cipta karena walau bagaimana pun, terselenggaranya event terbesar di muka bumi tersebut tidak terlepas dari dukungan sponsor. Semua pernak pernik yang berhubungan dengan Olimpiade 2008 Beijing, seperti baju kaos, topi, maskot Fuwa, tas, gelas dan cendera mata lainnya, hanya dijual di tempat-tempat tertentu dan dilindungi dari usaha pemalsuan. Tapi warga Beijing yang juga ingin kecipratan rejeki dari event empat tahunan itu, tidak kehilangan akal dalam memasarkan produk mereka yang tentu saja produk ilegal karena tidak memiliki izin resmi. Seperti yang dijumpai di Ya Show Market di Beijing, Kamis, seorang perempuan setengah baya dengan gigih menguntit setiap orang asing yang keluar dari pasar berlantai lima itu. Meski dengan pengucapan bahasa Inggris yang tidak jelas, mereka menawarkan baju kaos dan produk lain dengan harga murah sampai menunjukkan contoh barang secara sembunyi-sembunyi. "T-shirt, sir.... T-shirt.. very cheap," kata perempuan itu sambil menguntit ANTARA News yang berada di halaman parkir pasar yang di Jakarta mirip dengan pasar Mangga Dua. Perempuan tersebut semakin agresif ketika ANTARA News memperlihatkan ekspresi tertarik dan kemudian mengajak ke sebuah gang yang lokasinya hanya sekitar 25 meter dari pasar Ya Show. Disana ternyata sudah menyambut suaminya yang siap dengan berbagai contoh barang, mulai dari baju, kaos, gantungan kunci dan topi. Untuk sebuah baju kaos berlogo Olimpiade 2008 Beijing yang di stand resmi berharga tidak kurang dari 100 yuan (Rp130 ribu), ditawari 30 yuan (Rp39 ribu). Setelah terjadi tawar menawar, akhirnya disepakati harga 100 yuan untuk lima kaos yang berarti satu kaos hanya berharga 20 yuan (Rp26 ribu). Baju tersebut jauh lebih murah dan mempunyai bahan lebih bagus dari baju yang dijual di stand PON 2008 Kaltim pada Juli lalu. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008