Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah di pasar spot antar-bank Jakarta, Kamis pagi, melemah mendekati angka Rp9.200 per dolar AS, menyusul aktifnya pelaku lokal membeli dolar AS setelah ada laporan AS mengalami penurunan defisit. "Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi AS tidak seburuk yang diperkirakan sebelumnya. Ini mendorong pelaku asing membeli dolar AS yang diikuti pelaku lokal," kata Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova, di Jakarta, Kamis. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun menjadi Rp9.186/9.190 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.168/9.199 atau melemah 18 poin. Dikatakannya, pelaku asing di pasar global membeli dolar AS sehingga mata uang asing itu mengalami kenaikan terhadap sejumlah mata uang utama Asia lainnya. Pasar global saat ini didominasi aksi beli dolar AS yang memicu mata uang asing itu naik, ujarnya. Namun kenaikan dolar AS di pasar global agak tertahan oleh menguatnya harga minyak mentah AS sebesar 2,99 dolar AS menjadi 116 dolar AS per barel, katanya. Menurut dia, ke depan rupiah kemungkinan akan masih tertekan oleh kuatnya aksi beli dolar AS oleh pelaku pasar, kecuali ada sentimen positif yang mendorong pergerakan rupiah menguat. Selain itu juga masuknya Bank Indonesia (BI) ke pasar uang domestik dengan melepas cadangan dolarnya maka rupiah akan kembali membaik, katanya. Ia mengatakan, peluang rupiah untuk naik masih besar, namun waktu untuk naik agak sulit karena berbagai hambatan muncul di pasar seperti harga minyak mentah dunia yang masih tidak menentu dan laju inflasi yang masih mengkhawatirkan. "Kami memperkirakan rupiah masih berada di bawah posisi Rp9.200 per dolar AS pada penutupan sore nanti, meski tekanan pasar cukup besar," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2008