Jakarta (ANTARA News) - Taman Pemakaman Modern San Diego Hills (SDH) di Karawang, Jawa Barat, memberikan penghargaan khusus kepada mantan anggota tim Thomas Indonesia peraih gelar pertama tahun 1958, almarhum Lie Poo Djian. Lie Poo Djian dimakamkan di area taman makam pahlawan ("Heroes Plaza"), sebuah lahan di kawasan SDH yang dihibahkan khusus kepada para tokoh nasional maupun internasional yang berjasa di bidang tertentu. Pemakaman dilaksanakan pada Rabu siang, dengan dihadiri kerabat dan sejumlah pemain bulutangkis era tahun 1960-an, antara lain juara Piala Thomas 1958-1964 dan All England 1959, Tan Joe Hok. Lie Poo Djian atau Pudjianto meninggal dunia di rumahnya di Jakarta, Sabtu (9/8) pada usia 75 tahun dan jenazahnya dikremasi di rumah duka Pluit sebelum kemudian dimakamkan di SDH. Jeanny Wullur, Humas PT Lippo Karawaci, Tbk -- induk perusahaan SDH -- mengatakan bahwa pihaknya memberikan penghargaan kepada Lie Poo Djian dengan menghibahkan lahan pemakaman khusus di area Heroes Plaza SDH mengingat almarhum merupakan salah satu tokoh yang berjasa membawa nama harum bangsa di bidang olahraga bulutangkis. Poo Djian yang lahir di Purwokerto, Jawa Tengah, 25 Agustus 1932, merupakan perintis tim Thomas Indonesia yang menjadi juara setelah menaklukkan juara bertahan tim Thomas Malaysia (Malaya) tahun 1958. Selain Tan Joe Hok dan Poo Djian, pemain yang memperkuat tim Thomas 1958 adalah Eddy Yusuf, Tan King Gwan, Ferry Sonneville, Olich Solichin, dan Njoo Kim Bie. Setelah memenangi Piala Thomas 1958, Poo Djian dan rekan-rekannya kembali meraih gelar juara Piala Thomas pada tahun 1961 setelah mengalahkan Thailand. Heroes Plaza merupakan areal tempat pemakaman seluas delapan hektare di dalam lokasi SDH yang luas totalnya mencapai 500 hektare. Poo Djian merupakan orang kedua yang mendapat penghargaan untuk dimakamkan di area tersebut, setelah sebelumnya SDH memberikan penghargaan kepada pelatih sepakbola kenamaan almarhum Endang Witarsa untuk dimakamkan di area yang sama pada April 2008.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008