Jakarta (ANTARA News) - Departemen Keuangan (Depkeu) memperkirakan akan ada penghematan anggaran negara hingga sekitar Rp2,6 triliun, jika rata-rata harga minyak bertahan di sekitar 120 dolar AS per barel hingga akhir 2008. "Harga minyak hari ini saja di bawah 114 dolar AS per barel, Depkeu hitung jika harga bertahan 120 dolar AS saja akan ada tambahan penghematan sekitar Rp2,6 triliun," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Depkeu (BKF, Anggito Abimanyu, di Jakarta, Rabu. Anggito mengungkapkan hal itu seusai mengikuti Rapat Pimpinan Eselon I Depkeu di Gedung Prijadi Praptosuhardjo, Depkeu. Ia menyebutkan, penghematan sebesar Rp2,6 triliun itu dengan asumsi penyerapan belanja kementerian/lembaga (K/L) mencapai 100 persen. "Dengan adanya kelebihan pembiayaan sebesar Rp2,6 triliun itu, maka defisit APBN 2008 diperkirakan akan turun dari perkiraan semula sebesar 1,9 persen menjadi sekitar 1,8 persen," katanya. Menurut dia, realisasi defisit APBN 2008 pada akhirnya nanti juga akan tergantung dari realisasi belanja K/L. Belanja K/L tahun 2008 ditetapkan sebesar Rp290 triliun. "Penghematan dari belanja K/L karena anggaran yang tidak terserap angka alamiahnya memang sekitar 10 persen, tapi tidak tertutup kemungkinan penyerapannya lebih dari 90 persen," katanya. APBNP 2008 menetapkan defisit sebesar 2,1 persen dari PDB atau nominalnya Rp94,3 triliun. Angka tersebut merupakan selisih antara pendapatan negara dan hibah sebesar Rp895 triliun dan belanja negara sebesar Rp989,3 triliun. Pendapatan Negara dan hibah terdiri dari penerimaan dalam negeri Rp892 triliun dan hibah Rp2,9 triliun. Penerimaan dalam negeri terdiri dari penerimaan perpajakan Rp609,2 triliun dan penerimaan negara bukan pajak Rp282,8 triliun. Namun dalam laporan realisasi semester I 2008, pemerintah memperkirakan defisit APBN 2008 akan mencapai 1,9 persen atau nominalnya sebesar Rp90,6 triliun. Angka tersebut merupakan selisih antara pendapatan negara dan hibah sebesar Rp1.007,0 triliun dan belanja negara sebesar Rp1.097,6 triliun. (*)
Copyright © ANTARA 2008