Singapura (ANTARA News) - Harga minyak dunia sedikit menguat di perdagangan Asia, Rabu, namun kekhawatiran terhadap permintaan kemungkinan akan menghentikan kenaikan tersebut, para dealer menyatakan. Pada perdagangan siang, kontrak utama New York untuk minyak mentah jenis light sweet bagi pengiriman September, naik 10 sen menjadi 113,11 dolar per barel, dari sebelumnya ditutup pada posisi 113,01 dolar per barel Selasa di Amerika Serikat setelah mengalami penurunan hingga 1,44 dolar per barel. Minyak mentah Laut Utara Brent juga pengiriman September mengalami kenaikan 40 sen menjadi 111,55 dolar per barel. Para dealer mengatakan kekhawatiran kekurangan pasokan mulai mereda setelah Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, menyampaikan pesan untuk menghentikan serangan militer negaranya ke Georgia. Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan bahwa konflik di Georgia mengancam pusat energi global strategis. Sementara itu raksasa energi BP mengatakan Selasa bahwa pihaknya telah menutup jaringan pipa minyaknya, tetapi pasokan energi tetap mengalir dari laut Caspia ke Barat melalui jalur-jalur lain. BP mengumumkan telah menutup saluran pipa minyak Baku-Supsa di Georgia sebagai tindakan pencegahan karena pertempuran, namun dikatakan pasokan gas dan minyak terus mengalir dari laut Caspia ke Barat. Seorang juru bicara BP mengatakan minyak masih diangkut ke pelabuhan Batumi di laut Hitam Georgia menggunakan kereta api dan melalui sebuah saluran pipa minyak Azeri yang beroperasi. "Kekhawatiran geopolitik selalu memberikan dukungan bagus untuk harga minyak dan berita ini akan menawarkan beberapa bantuan atas kekhawatiran para investor tentang ekspor minyak mentah Azeri dari pelabuhan di Georgia," kata analis Sucden, Andrey Kryuchenkov, kepada AFP. "Penurunan permintaan merupakan suatu bukti signifikan yang nyata di AS dan OECD," kata Jason Feer, wakil pimpinan analis energi Argus Media. Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) adalah suatu kelompok negara-negara industri. Para investor dimana masih menunggu dan melihat jika permintaan akan turun di negara-negara berkembang, tambahnya. Pimpinan Riset regional Rabobank Jan Lambregts mengatakan di mana lebih leluasa untuk penurunan harga minyak dalam beberapa bulan sebelumnya karena melemahnya permintaan. Harga minyak mentah telah mengalami penurunan tajam dari rekor tinggi di atas 147 dolar per barel sebulan lalu karena pasar khawatir seputar melemahnya permintaan dikarenakan melambannya pertumbuhan ekonomi global. IEA memprediksikan penurunan dalam permintaan di negara-negara maju disebabkan harga yang tinggi dan mendinginnya perekonomian di negaraa-negara tersebut. (*)

Copyright © ANTARA 2008