New York (ANTARA News) - Harga emas masih akan melemah kembali setelah harganya menerobos level "support" penting, Senin, dengan penurunan 40 dolar AS, ketika formula yang kuat seperti kenaikan dolar, penurunan minyak dan membaiknya pasar modal mengambil korbannya berupa minat investor terhadap emas dalam jumlah besar. Permintaan yang besar untuk menghentikan kerugian terpicu ketika logam tersebut menembus angka 850 dolar AS per ons, Senin, harga tertinggi terbaru dalam tabel jangka panjang, dan emas bakal menguji apakah akan berada di level lebih rendah di bawah 800 selama sisa musim panas ini, kata para pedagang. "Benar-benar perubahan teknis. Benar-benar minyak dan dolar/euro. Itu merupakan gabungan semuanya. Anda dapat melihat kepanikan di sini di pasar emas saat ini," kata Bruce Dunn, wakil presiden Auramet Trading yang berbasis di New Jersey, seperti dikutip Reuters. Kendati ada penurunan tajam harga emas pada saat ini, logam mulia masih membubung tinggi, harga emas 250 dolar AS pada 2001, ketika investor membanjiri pasar karena kekhawatiran inflasi dan gejolak pasar. Emas lantakan mencapai tertinggi sepanjang masa yakni 1.030 pada 17 Maret. "Pasar berjalan terlalu jauh," kata Dunn. Ketertarikan investasi yang melemah dapat dilihat melalui penurunan tajam posisi "net long" non-komersial dan "open interest", ukuran likuiditas pasar, dalam pasar berjangka emas, demikian menurut laporan mingguan Komisi Perdagangan Pasar Berjangka Komoditas AS. Harga emas di pasar "spot" turun tajam menjadi 820 dolar AS pada Senin, dan kini menghapus semua keuntungannya pada tahun ini, sementara emas dalam pasar "futures" untuk pengiriman Desember terguling 4,2 persen, yang menandai persentase penurunan satu hari terbesar sejak 19 Maret. "Jangan terkejut melihat itu masih terus turun ke sisi `short` jika kita terus menyaksikan penguatan dolar dan melemahnya minyak mentah. Itu belum penjualan yang berlebihan. Tanpa Rusia, saya pikir kita bakal turun pada level 700 dolar," kata Zachary Oxman, pedagang senior Wisdom Financial di Newport, California. Sejumlah analis mengutip ketegangan geopolitik yang meninggi akibat konflik militer antara Rusia dan Georgia di Ossetia Selatan sebagai sebab kenaikan singkat harga emas pada Senin. Emas dianggap sebagai investasi yang aman selama gejolak. Dolar menguat, minyak melemah Sementara itu, emas lantakan secara khas bergerak dalam arah berlawanan terhadap dolar ketika logam tersebut sering dibeli sebagai investasi alternatif dari mata uang AS. Emas juga digunakan sebagai perlindungan (hedging) terhadap inflasi. Pada Senin, dolar diperdagangkan tertinggi dalam 5,5 bulan terhadap euro, yang menerobos level 1,49 dolar AS. Dolar telah terapresiasi hampir tujuh persen pada bulan lalu. Sementara itu, minyak mentah ditutup pada 114,45 dolar AS per barel pada Senin, yang menandai penurunan 22 persen sejak rekor tertinggi 147,27 dolar AS pada 11 Juli. Oxman dari Wisdom Financial mengatakan bahwa ia menantikan laba dari penurunan lebih jauh pada pasar saat ini dengan melakukan "shorting" emas. Investor dalam posisi "short" ketika mereka menjual aset yang dipinjamkan dengan harapan mereka dapat membeli aset itu kembali ketika harga jatuh. "Untuk bermain posisi `short`, saya akan tetap menjaga order hentikan kerugian pada sekitar 870 dolar AS per ons. Jika kami melanggar di atas itu, saya akan perkirakan saluran turun dipecahkan," kata Oxman. "Ada banyak kelemahan dan banyak orang menjual dengan cara ini dan membongkar posisi `long`," katanya. Pada pedagang mengatakan bahwa pembelian fisik yang tidak bersemangat karena permintaan perhiasan emas yang melemah juga dipertimbangkan. Impor emas India yang merupakan konsumen teratas pada Juli turun 56 persen dari setahun sebelumnya ketika harga yang tinggi membuat penjualan turun, meski permintaan tampaknya akan naik ketika harga turun. Selain itu, sejumlah investor telah merealokasi dana mereka menjadi ekuitas dan keluar dari komoditas ketika prospek pasar finansial global berubah menjadi lebih baik. "Setiap orang sedang mencoba untuk keluar dari pintu. Dan itu mennerobos 850 dolar. Saya duga mereka tidak ingin berada dalam emas saat ini," kata Jonathan Jossen, pedagang opsi emas pada lantai COMEX di New York. Jossen mengutip "rally" di pasar modal pada musim panas yang baik dan kekhawatiran inflasi yang berkurang karena perekonomian melemah di selurh dunia. Ia menambahkan bahwa emas dapat diperdagangkan serendah-rendahnya 780 dolar AS per ons dalam waktu dekat. Namun, Dunn dari Auramet menantangnya bahwa arah emas dalam jangka pendek sangat sulit diramal. "Anda dapat melihat 750 dolar. Anda dapat melihat 900 dolar lagi. Anda tidak dapat mengesampingkan apa pun lagi, khususnya jika ada eskalasi militer di Iran atau sesuatu yang sama terjadi, dan kita dapat kembali naik," kata Dunn. (*)
Copyright © ANTARA 2008