Jakarta, (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengundang sejumlah tokoh yang dianggap sebagai sahabat Indonesia untuk menghadiri rangkaian Peringatan Kemerdekaan RI sekaligus mengembangkan jaring persahabatan. Juru bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal dalam keterangan pers di Kantor Kepresidenan Jakarta, Selasa, mengatakan langkah ini merupakan salah satu usaha Pemerintah Indonesia khususnya Kantor Presiden mengembangkan jaring Indonesia di negara-negara sahabat. "Kita sudah banyak memiliki `friends of Indonesia` di Asia, Afrika dan Barat dan kita ingin lebih kembangkan jaringan ini. Kita berharap dengan mengembangkan program ini, mereka dapat merasakan dan melihat sendiri perkembangan di Tanah Air," katanya. Ia mengatakan, 32 tokoh dari 27 negara akan tiba di Jakarta pada 13 Agustus 2008 dan akan mengakhiri kunjungan pada 19 Agustus 2008 mendatang. "Selama di sini mereka akan mengikuti rangkaian kegiatan Peringatan Kemerdekaan termasuk pidato kenegaraan di DPR/MPR dan juga jamuan malam kenegaraan pada 17 Agustus malam," katanya. Selain menghadiri Konferensi Sahabat Indonesia, 32 tokoh juga akan mengunjungi kawasan industri dan Aceh pada 18 Agustus hingga 19 Agustus sebelum mereka kembali ke negara masing-masing. "Proses pemilihan peserta program ini melibatkan Kedutaan Besar RI di negara masing-masing. Kriterianya ada dua `old friend dan new friend of Indonesia`. Dan saya lihat daftarnya mereka adalah tokoh yang terpandang di negaranya," kata Dino. Para tokoh yang diundang, antara lain, Dr.Pedro Deon Diederichs, Kepala Departemen Jurnalistik dari Afrika Selatan, Dr. Saleh bin Hamad Al-Suhaibani, seorang akademisi dari Arab Saudi, akademisi dari Seton Hall University South Orange New Jersey AS Dr.Ann Marie Murphy, Profesor bidang Hukum Asia dari Melbourne University Tim Lindsey dan Wakil Presiden Direktur Myer Foundation Australia Sidney Hordern Myer. Dari Azerbaijan diundang profesor dari Universitas Azerbaijan Habib Zarbaliyev, pimpinan Kinnarps Office furniture BV yang juga aktivis LSM dari Belanda Jesse Kuijper dan direktur Wiardi Beckman Foundation Monika Sie Dhian Ho, mantan duta besar Brunei untuk Indonesia Pg.Dato Paduka Hj.Jaludin Pg Mohd Limbang dan akademisi dari Ceko Marek Hrubec. Dari Inggris diundang akademisi Dr.Alessandra Lopez y Royo. Dari Jepang akademisi Prof Masakatsu Tozu, mantan dubes Laos untuk RI Phantong Phommahaxay. Dari Rusia diundang Mikhail Kouritsyin dan Dr Lyudmila N Demidyuk. Tokoh lain yang diundang berasal dari Myanmar, Pakistan, Selandia Baru, Singapura, Spanyol, Vietnam dan Yordania. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008