Surabaya (ANTARA) - Perhimpunan Driver Online Indonesia (PDOI) Jawa Timur memberikan catatan khusus Pendiri Gojek, Nadiem Makarim yang pada Senin (21/10) diminta untuk membantu kabinet oleh Presiden RI Joko Widodo.

"Sosok dan pemikiran inovatif Nadiem masih sangat dibutuhkan di Gojek," kata Humas PDOI Jatim, Daniel Lukas Rorong di Surabaya, Selasa.

Untuk itu, Daniel menyayangkan jika Nadiem harus mundur dari perusahaan star up yang didirikannya sejak 2012 itu. Menurut dia, berbuat dan berkarya untuk negeri, tidak harus menjadi menteri.

Meski demikian, lanjut dia, Daniel tetap menghormati keputusan yang telah diambil oleh pendiri dan CEO Gojek tersebut.

"Kami juga punya hak untuk mengingatkan Pak Jokowi perihal menteri yang akan ditunjuknya, meski itu hak prerogatif presiden," ujar Daniel.

Sementara itu, Ketua PDOI Jawa Timur Herry, Wahyu Nugroho mengatakan pihaknya belum ada rencana untuk melakukan demonstrasi menyikapi keputusan Presiden Jokowi tersebut.

"Belum ada rencana untuk demo dalam waktu dekat ini. Kami masih 'wait and see' dulu," katanya.

Hal senada juga diungkapkan Sekretaris PDOI Jawa Timur, Rahmatullah Riyadi. Ia mengatakan pihaknya masih menampung aspirasi dari arus bawah terlebih dahulu terkait jadi dan tidaknya demo itu.

Namun Rahmat menilai, sosok Nadiem masih belum layak menjadi menteri. Ia mencontohkan dalam menjalankan bisnisnya di Gojek, Nadiem belum mampu mensejahterakan mitranya, para driver baik yang roda dua maupun roda empat.

"Padahal, pesatnya peningkatan bisnis yang diterima Gojek saat ini tidak lepas dari para mitranya," katanya.

Baca juga: Nadiem Makarim di mata pencipta aplikasi Gojek

Baca juga: Nadiem Makarim dapat dukungan Rudiantara

Baca juga: Nadiem bakal masuk kabinet, penggantinya siap bawa Gojek lebih besar

Presiden panggil mantan bos Gojek Nadiem Makarim ke istana

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019