Srinagar, India, (ANTARA News) - Kashmir India, pada Selasa masih memberlakukan jam malam, sehari setelah polisi melakukan serbuan untuk menghentikan para pedagang Muslim dari menyeberang ke Pakistan, untuk memprotes apa yang mereka katakan blokade ekonomi oleh pemeluk Hindu berkaitan dengan sengketa tanah. Puluhan ribu orang bergerak menuju perbatasan de facto dengan Pakistan dalam upayanya menjual barang-barang dagangan di sana, dalam salah satu aksi protes terbesar di wilayah itu Senin, sejak revolusi separatis terhadap New Delhi pecah di Kashmir pada 1989, demikian diwartakan Reuters. Pada Selasa, aliansi separatis terbesar Kasmir, Konferensi Seluruh Kelompok Hurriyat (Kebebasan), berencana akan memakamkan pemimpin seniornya, Sheikh Aziz, di antara empat orang yang tewas akibat serbuan polisi saat dia memimpin aksi protes. "Kematian Sheikh Aziz merupakan kehilangan besar bagi bangsa Kashmir, kami akan mengambil alih misinya," kata Mirwaiz Umar Farooq, ketua Hurriyat. Tanah yang disengketakan telah dipertentangkan oleh Kashmir India, yang membuat retak antara lembah Kashmir yang berpenduduk mayoritas Islam dan Hindu yang mendominasi wilayah sekitar kota Jammu, yang berdampak pada perdagangan antara kedua daerah. Akibatnya, para pedagang di Kashmir berusaha menjual barang-barang dagangan mereka di Pakistan, tetangganya. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008