Jakarta (ANTARA News) - Australia dan Indonesia tidak lagi menjalin hubungan antara pendonor dan sebuah negara yang sedang dalam kesulitan, kata Menteri Luar Negeri Australia Stephen Smith di Jakarta Senin. Dia mengatakan kedua negara akan membentuk suatu kemitraan yang memiliki potensi besar antara dua demokrasi kukuh yang melampaui dwipihak hingga ke kawasan dan internasional. "Indonesia telah muncul dari transisi politik dan ekonomi selama satu dasawarsa yang sulit. Pengaruhnya di dunia internasional sedang berkembang dan Australia menyambut sangat baik kecenderungan ini," kata Smith dalam pidatonya bertema Hubungan Australia-Indonesia - Suatu Era Baru Kemitraan yang diselenggarakan oleh Pusat Kajian Strategis dan Internasional (CSIS). Acara yang dipandu Direktur Eksekutif Hadi Soesastro itu dihadiri antara lain oleh mantan Menlu RI Ali Alatas, Dubes Australia untuk Indonesia Bill Farmer, mantan dubes RI untuk Australia dan para diplomat. Smith yang mengadakan lawatan tiga hari mulai Senin mengatakan kedua negara bertetangga itu telah memainkan peran penting dalam mengambil prakarsa regional dan multilateral seperti pembahasan perubahan iklim. Menurut dia, Australia dan Indonesia bekerja keras di balik layar dalam konferensi Perubahan Iklim di Bali guna menjamin hasil positif bagi dunia. "Kunjungan pertama saya sebagai menteri luar negeri adalah ke konferensi itu di Bali. Di sanalah Australia meratifikasi Kyoto Protokol," katanya. Menurut dia, kemitraan keduanya di bidang perubahan iklim dan lingkungan hidup terus berkembang. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Australia Kevin Ruud sepakat pada Juni untuk memulai mengerjakan suatu rencana besar untuk menghubungkan hutan karbon dan pasar karbon global. Prakarsa penting ini akan membantu membujuk orang yang biasanya ingin menebang pohon di hutan dengan alasan ekonomi agar berbalik melestarikan hutan. "Kemampuan kita untuk bekerja sama guna mewujudkan kepentingan bersama dalam masalah-masalah seperti perubahan iklim jauh dari simbolisme belaka," kata Smith yang telah mengadakan kunjungan kedua kali ke Indonesia. Dalam pidatonya Menlu Australia itu juga menyebut beberapa kemitraan lain yang telah dilakukan kedua negara dan terus berkembang. Australia dan Indonesia menjalin kerja sama untuk mengatasi ancaman lintas batas seperti terorisme, penyelundupan manusia dan penangkapan ikan secara gelap. Menlu Smith dan rekan sejawatnya dari Indonesia, Hassan Wirajuda telah menandatangani Traktat Lombok di Perth Februali lalu. Traktat Lombok menciptakan kerangka kerja sama modern antara kedua negara dalam bidang pertahanan, penegakan hukum, anti-terorisme, keamanan maritim dan tanggap bencana. Traktat tersebut juga memperjelas bahwa masing-masing negara menghormati dan mendukung kedaulatan, keutuhan wilayah dan persatuan nasional dan kemandirian politik pihak lain. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008