Pariaman (ANTARA) - Wali Kota (Wako) Pariaman, Sumatera Barat Genius Umar mengatakan keberadaan santri dan ulama membantu pemerintah setempat untuk mewujudkan wisata Islami di daerah itu.
"Santri dan ulama telah mengambil peran semenjak sebelum kemerdekaan bahkan hingga sekarang," kata dia usai peringatan ke-5 Hari Santri Nasional di Pariaman, Selasa.
Ia menyebutkan peran yang diambil oleh santri di Kota Pariaman untuk saat ini yaitu membantu Pemerintah Kota Pariaman mewujudkan kota wisata yang berbasis Islami.
Baca juga: Civitas akademik IAIN Palu pakai sarung ikut upacara Hari Santri
Ia menjelaskan berbasis Islami tersebut yaitu santri dan ulama mengisi Kota Pariaman dengan meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dalam bidang keagamaan.
Ia menyampaikan salah satu peningkatan SDM tersebut yaitu melalui program satu penyuluh agama di setiap desa bahkan pihaknya membentuk madrasah diniyah awwaliyah dan madrasah diniyah ula di setiap desa yang memanfaatkan santri dan ulama.
"Ulama mengajarkan generasi di Pariaman agar bisa mengaji dan nantinya akan menjadi pemimpin yang paham dengan agama," ujarnya.
Ia mengatakan program tersebut masuk ke dalam program unggulan pihaknya agar seluruh anak-anak di Kota Pariaman pintar mengaji.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Pariaman M. Nur mengatakan peringatan Hari Santri Nasional merupakan momentum mengenang jasa perjuangan ulama yang berjihad melawan penjajah.
Baca juga: PBNU: Yang buruk perangainya bukan santri
Baca juga: PBNU: Pendidikan pesantren lebih unggul
"Ini menunjukkan bahwa membela Negara Kesatuan Republik Indonesia bukanlah tanggung jawab TNI dan Polri saja namun juga seluruh warga Indonesia termasuk santri," katanya.
Namun untuk berjihad sekarang, lanjutnya tidak dengan fisik namun meningkatkan kegiatan keagamaan salah satunya menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan masyarakat.
Ia menyebutkan saat ini jumlah pesantren di Kota Pariaman mencapai empat buah dengan jumlah santri sekitar 450 orang.
Ia menyampaikan permasalahan pesantren di daerah itu saat ini yaitu fasilitas yang kurang memadai karena bersifat swadaya atau bukan negeri.
Baca juga: Santriversary jadi puncak Hari Santri Nasional
Baca juga: Komaruddin Hidayat: Pesantren ciptakan keberagaman moderat
Baca juga: Artikel - Hari Santri bukan sekadar film atau UU Pesantren
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019