Moskow, (ANTARA News) - Rusia siap akan mengirim 9.000 tentaranya untuk memperkuat pasukan yang telah berada di wilayah separatis Georgia, Abkhazia, kata kantor berita Interfax, mengutip pernyataan jurubicara militer. "Kelompok itu berasal dari sub divisi pasukan terjun payung, yang terdiri lebih dari 9.000 tentara dan lebih dari 350 kendaraan lapis baja," kata Alexander Novitsky, seorang jurubicara pada pasukan pemelihara perdamaian Rusia di Abkhazia. Sementara di Beijing, Presiden Amerika Serikat mengecam aksi pemboman pasukan Rusia terhadap Georgia. Dari Paris, AS, yang merupakan sekutu terkuat Georgia sekaligus pelatih militernya, Senin mendesak Rusia menghentikan serangan-serangannya, dan memperingatkan bahwa pihaknya menghadapi konsekuensi serius dalam hubungan-hubungannya dengan negara-negara Barat. Presiden Bush Senin mengatakan kepada Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin, bahwa aksi kekerasan di Georgia tak bisa diterima, sedangkan Wakil Presiden AS Dick Cheney mengatakan, `bahwa serangan Rusia harusnya tidak dijawab.` "Saya katakan bahwa ini pelanggaran yang tak bisa diterima," kata Bush dalam merujuk pembicaraannya dengan Putin, pada saat mereka menghadiri pembukaan upacara Olimpiade Beijing Jum`at malam. "Saya menyatakan keprihatinan yang mendalam mengenai respon Rusia yang tidak seimbang, dan kami mengecam keras aksi-aksi pemboman terhadap luar kota Ossetia Selatan," katanya dalam wawancara dengan televisi NBC di Beijing, pada hari terakhir keberadaannya di ibukota China. Cheney, dalam percakapan telepon dengan Presiden Georgia Mikheil Saakashvili Ahad mengatakan, `bahwa serangan Rusia bukannya tidak terjawab, dan bahwa terus berlanjutnya serangan itu mempunyai konsekuensi serius terhadap hubungan-hubungan dengan AS, di samping masyarakat internasional yang lebih luas." AS merupakan pendukung Georgia, termasuk dalam keanggotaannya pada NATO. Militer AS juga mempunyai personil di Georgia berdasarkan program jangka panjang berkaitan dengan pengiriman tentara di Irak, dari mana Tbilisi menarik pasukannya yang berkekuatan 2.000 orang dari sana. Tentara Rusia dikirimkan ke Ossetia Selatan Ahad pada saat Georgia menarik militernya dari wilayah yang memisahkan diri, Ossetia Selatan, seraya mengimbau gencatan senjata. Tetapi pesawat-pesawat tempur Rusia terus menyerang mereka dan bagian-bagian lain di Georgia, dan menurut para pejabat Georgia, mereka melancarkan serangan artileri besar-besaran terhadap pusat kota Gori. Menteri Luar Negeri Prancis, Bernard Kouchner berkunjung ke wilayah itu Ahad, dan bertemu dengan Saakashvili, untuk mendesakkan rencana perdamaian yang didukung Uni Eropa yang bertujuan menghentikan konflik dengan Rusia. Para menteri luar negeri Uni Eropa akan bertemu untuk membahas krisis ini di Brussels, Rabu. Sementara itu Komisi Bantuan Kemanusiaan Eropa Ahad telah mengucurkan satu juta euro atau sekitar 1,5 juta dolar AS untuk membantu penduduk yang terkena imbas perang di Ossetia Selatan itu. Sekjen NATO juga mengulangi seruannya agar gencatan senjata segera diwujudkan, kata seorang perempuan jurubicara Organisasi Perjanjian pertahanan Atlantik Utara itu. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008
Orang yang mengatakan ini tidak bercermin terhadap apa yang dilakukannya di Irak dan Afganistan.