Magelang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menetapkan status darurat bencana angin kencang sejak Senin hingga Rabu (23/10), kata Bupati Magelang Zaenal Arifin.
"Status darurat bencana terhitung sejak hari ini hingga Rabu (23/10), kami siap melakukan penanganan darurat, termasuk mencukupi kebutuhan pengungsi," katanya di Magelang, Senin.
Ia mengatakan status darurat bencana sengaja ditetapkan karena bencana angin kencang yang terjadi kali ini, berbeda dibanding biasanya, di mana pada kejadian sebelumnya durasi terlama angin kencang hanya sekitar satu jam.
Sebanyak 12 desa di tujuh kecamatan di Kabupaten Magelang, sejak Minggu (20/10) hingga Senin dilanda angin kencang mengakibatkan puluhan rumah rusak dan ratusan keluarga mengungsi karena ketakutan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Edy Susanto mengatakan pihaknya akan meminta penjelasan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait kondisi cuaca tersebut.
"Kami akan meminta penjelasan karena hal itu akan menjadi bagian dari upaya untuk melakukan antisipasi dan kewaspadaan kami di hari-hari mendatang," katanya.
Ia menuturkan angin kencang biasa terjadi untuk menandai terjadinya pergantian musim, dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya.
"Durasi waktu yang terjadi begitu lama tersebut kami akan berupaya mencari tahu apakah angin kencang ini memang merupakan penanda pergantian musim belaka atau bukan," katanya.
Ia menyebutkan sejumlah kecamatan yang dilanda angin kencang tersebut, yakni Kecamatan Pakis, Sawangan, Kajoran, Ngablak, Tegalrejo, Srumbung, dan Kecamatan Dukun.
Ia menuturkan di Kecamatan Pakis desa yang terdampak angin kencang, yakni Desa Ketundan mengakibatkan tertutupnya akses jalan Dusun Krembyungan menuju Dusun Pogalan dan Dusun Wekas.
Kemudian di Desa Kenalan Kecamatan Pakis akses jalan Dusun Kenalan tertutup rumpun bambu roboh. Sebanyak 5 rumah tertimpa pohon tumbang, 1 rumah rusak berat di Dusun Kecitran, Ketundan milik Bardi.
Ia menyebutkan sebanyak 853 keluarga atau sekitar 2.682 jiwa dari 6 Dusun mengungsi di Balai Desa Ketundan dan beberapa masjid. Di Desa Pogalan sebanyak 94 jiwa mengungsi ke Balai Desa Pogalan.
Baca juga: BMKG ingatkan warga waspadai potensi angin kencang
Baca juga: Puluhan warga Pakis Magelang mengungsi karena angin kencang.
Baca juga: BMKG minta waspadai badai tropis Podul
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019