Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah di pasar spot antar bank Jakarta, Senin pagi, merosot melampaui angka Rp9.200 per dolar AS, karena pelaku pasar masih membeli dolar AS untuk memenuhi kebutuhannya.
"Faktor utama aktifnya pelaku lokal membeli dolar AS, karena mata uang asing itu di pasar global menguat akibat merosotnya harga minyak mentah dunia," kata Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova, di Jakarta, Senin.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS merosot menjadi Rp9.208/9.210 per dolar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp9.165/9.170 per dolar AS atau turun 43 poin.
Rupiah ketika pasar dibuka langsung mencapai Rp9.210 per dolar AS dan sempat mencapai Rp9.215 per dolar AS, namun berkurangnya tekanan negatif posisi rupiah berubah menjadi Rp9.208 per dolar AS sampai penutupan sesi pagi.
Menurut Rully Nova, turunnya harga minyak mentah dunia yang saat ini mencapai 115 dolar AS per barel mendorong pelaku asing memburu dolar AS yang diikuti pula oleh pelaku lokal khususnya di pasar uang domestik.
Akibatnya rupiah terus terpuruk yang sejak akhir pekan lalu tertekan hingga di atas angka Rp9.200 per dolar AS, ujarnya.
Pelaku pasar, lanjut dia juga masih khawatir dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dilaporkan pada kuartal kedua 2008 cenderung melambat dibanding kuartal pertama 2008.
Inflasi yang tinggi, dan aksi lepas rupiah adalah faktor yang menekan mata uang Indonesia makin terpuruk hingga di atas angka Rp9.200 per dolar As, katanya.
Rupiah saat ini memang terpuruk, namun apabila tekanan pasar global mulai berkurang, maka peluang untuk kembali naik masih tetap tinggi.
Kenaikan suku bunga BI Rate dari 8,75 persen menjadi 9,00 persen yang mendorong pelaku asing tetap menginvestasikan dananya di dalam negeri merupakan faktor utama yang mendorong rupiah akan kembali menguat, katanya.
Investor asing menilai, Indonesia masih tetap merupakan pasar potensial yang memberikan gain lebih besar dibanding pasar Asia lainnya, meski ekonomi nasional saat ini agak melesu akibat faktor eksternal.
Jadi keterpurukan rupiah saat ini hanya bersifat sementara saja, ujarnya. (*)
Copyright © ANTARA 2008