London (ANTARA News) - Harga minyak dunia, yang telah anjlok dari rekor tingginya belakangan ini, dapat melonjak lagi jika pasar mengalami kejutan baru dari sisi pasokan, demikian menurut para pakar industri. Harga merosot pekan lalu akibat meningkatnya kekhawatiran melambatnya pertumbuhan ekonomi di AS akan menyebabkan rendahnya permintaan energi global. Sampai sejauh ini harga minyak mentah di pasar internasional telah merosot sebanyak 20 persen sejak mencetak rekor tinggi di atas 147 dolar per barel pada Juli lalu. Analis Standard Chartered, helen Henton, menyatakan para investor dapat mendorong harga naik lebih tinggi lagi di tengah kondisi pasar yang mudah berubah dan terus berlangsungnya ancaman pasokan, seperti krisis energi nuklir Iran. "Secara keseluruhan, gambarannya adalah pasar yang masih ketat dengan permintaan yang meningkat, rentan terhadap risiko pasokan," tutur Henton, seperti dikutip AFP. Ditambahkannya: "Risiko kenaikan tetap ada. Kami ...perkirakan harga akan berada pada kisaran 110-130 dolar untuk 18 bulan mendatang, namun tidak tertutup kemungkinan terjadinya lonjakan harga yang didorong investor." Bisa mencapai $200/barel Sementara itu, sebuah laporan memprediksi harga akan mencapai 200 dolar per barel dalam 10 tahun, akibat ketatnya pasokan dan langkanya investasi dalam produksi baru. Harga dapat melonjak melewati angka 200 dolar karena adanya situasi gawat pada masa mendatang dari sisi pasokan global, kata kelompok pemikiran masalah luar negeri Chatam House. "Dunia akan mengalami situasi gawat dalam pasokan minyak pada lima hingga 10 tahun, kecuali jika terjadi kemerosotan tiba-tiba dalam permintaan minyak," kata Chatam House dalam laporannya yang bernada suram dengan tajuk "Situasi Gawat Pasokan Minyak pada Saat Mendatang." (*)
Copyright © ANTARA 2008