Surabaya (ANTARA News) - Ribuan aktivis Hizbut Tahir Indonesia (HTI) Kota Surabaya menggelar unjuk rasa di depan gedung Konsulat Jendral (Konjen) Amerika Serikat (AS) di Surabaya, Minggu.
Para aktivis HTI tersebut memulai unjuk rasa sekitar pukul 09.00 wib dengan membawa sejumlah poster dan spanduk yang berisi kecaman terhadap pemerintah AS yang terlalu jauh mencampuri urusan (intervensi) dalam negeri pemerintah RI terkait pembebasan tanpa syarat dua tokoh gerakan sparatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) yaitu Filep Karma dan Yusak Pakage.
Koordinator unjuk rasa, Fikri A Zudian, mengatakan intervensi AS tersebut terlihat ketika 40 anggota Kongres AS belum lama ini melayangkan sepucuk surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta pembebasan dua tokoh OPM tanpa syarat.
"AS berdalih bahwa ini adalah penghormatan pada kebebasan berpendapat," katanya saat berorasi di halaman Gedung Konjen AS di Jalan Dr.Soetomo, Surabaya.
Padahal kedua tokoh OPM tersebut, kata dia, terbukti terlibat dalam kasus makar pengibaran bendera Bintang Kejora di Lapangan Trikora, Abepura, Papua pada 1 Desember 2004.
Bahkan atas tindakannya tersebut, kedua tokoh OPM tersebut oleh pengadilan telah dijatuhi hukuman 15 dan 10 tahun penjara.
"Surat ke 40 anggota kongres AS merupakan bukti nyata bahwa bukan hanya adanya dukungan dan campur tangan AS terhadap urusan dalam negeri, melainkan juga adanya dukungan terhadap gerakan sparatisme OPM," katanya menegaskan.
Oleh karena itu, kata dia, HTI menyeruhkan kepada presiden SBY dan seluruh jajaran pemerintahan untuk menolak dengan tegas tekanan dari AS tersebut dan tetap dalam pendirian untuk menghukum tokoh OPM dan menghancurkan gerakan sparatis sampai ke akar-akarnya.
Selain itu, kata Fikri, pihaknya juga menyeruhkan kepada umat Islam khususnya di Papua agar merapatkan barisan dengan umat Islam di seluruh Indonesia untuk menolak rencangan dari pemerintah AS tersebut yang bertujuan untuk memisahkan kedaulatan RI.(*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008