Ibu kota negara yang baru harus dirancang sebagai kota masa depan berkonsep smart metropolis
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan penyelenggaraan sayembara ibu kota negara belajar dari Kazakhstan yang pernah melakukan hal serupa.
Menteri Basuki dalam rilis yang diterima di Jakarta, Senin, menyatakan Indonesia dapat belajar dari pengalaman Kazakhstan, saat menyusun rencana induk Kota Nur Sultan atau Astana, yang juga menyelenggarakan kompetisi internasional desain kawasan ibu kota.
Ia memaparkan bahwa dalam rencana induk Kota Nur Sultan dibagi menjadi tiga zona yakni zona penyangga berupa sabuk hijau, zona inti kota, dan zona pengembangan kota.
"Demikian halnya dengan Indonesia, ruang lingkup penilaian sayembara adalah gagasan desain yang meliputi desain kawasan inti pusat pemerintahan dengan luas area 2.000-6.000 ha, kawasan ibu kota negara dengan luas area kurang lebih 40.000 ha, dan kawasan perluasan ibu kota negara dengan luas total area hingga sekitar 180.000 ha," katanya.
Baca juga: Pendaftaran Sayembara Desain Ibu Kota Baru diperpanjang 21 Oktober
Dalam sayembara itu, ujar dia, pihaknya berharap para peserta dapat mencurahkan gagasan-gagasannya untuk mentransformasikan setiap kriteria ke dalam bentuk desain kota yang diimpikan dan dapat diwujudkan bersama.
Ia mengemukakan ibu kota negara yang baru harus dirancang sebagai kota masa depan berkonsep smart metropolis sebagai tempat dengan talenta-talenta terbaik nasional dan internasional akan tinggal dan bekerja.
"Jadi, kota ini harus memiliki semua fasilitas terbaik di Asia Tenggara dari sisi pendidikan, kesehatan, teknologi, dan riset," katanya.
Selain dirancang menjadi kota cerdas, desain ibu kota negara baru juga harus mencerminkan identitas bangsa yang diterjemahkan dalam rancangan perkotaan secara filosofis dari pilar-pilar kebangsaan yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945.
Masa pendaftaran Sayembara Gagasan Desain Kawasan Ibu Kota Negara (IKN) diperpanjang hingga 21 Oktober 2019 menyesuaikan dengan jadwal penjelasan lapangan.
Sebelumnya, pendaftaran sayembara akan berakhir Jumat (18/10/2019) sejak dibuka pada 3 Oktober lalu. Namun, pendaftaran diperpanjang karena proses penjelasan (aanwijzing) di Jakarta pada 18 Oktober dan penjelasan lapangan di Pelabuhan Semayang, Kalimantan Timur, pada 21 Oktober 2019.
"Jumlah pesertanya sudah 672 tim, ini jauh dari perkiraan. Dan ini (pendaftaran) masih dibuka sampai 21 Oktober, kemungkinan akan bertambah bisa sampai 700 peserta," kata Ketua Tim Pelaksana Sayembara Gagasan Desain Kawasan Ibukota Negara Danis Hidayat Sumadilaga.
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR itu mengatakan peserta yang ikut sayembara berasal hampir dari seluruh provinsi di Indonesia. Meski jumlah paling besar berasal dari DKI Jakarta sebanyak 184 peserta. Disusul kemudian oleh Jawa Barat, Banten dan Jawa Timur serta wilayah lainnya.
Baca juga: Menteri PUPR: Desain ibu kota baru harus cerminkan identitas bangsa
Baca juga: Sayembara desain ibu kota baru diluncurkan, hadiahnya capai Rp5 miliar
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019