Bengkulu (ANTARA News) - Bantuan negara Brunei Darrusalam yang disampaikan melalui Departemen Luar Negeri (Deplu) akan digunakan untuk membangun Islamic Center di Argamakmur, Bengkulu Utara, kata Menteri Luar Negeri Hasan Wirajuda, Sabtu.Bantuan yang seyogyanya untuk korban gempa Yogyakarta tersebut akan digunakan untuk membangun kembali Islamic Center di Bengkulu Utara yang rusak parah akibat gempa bumi berkekuatan 7,9 SR pada September 2007 lalu, katanya saat meresmikan SDN 17 Argamakmur dan SDN 09 Batik Nau Bengkulu Utara bantuan Deplu.Sebelumnya, Bupati Bengkulu Utara H Imron Rosyadi menggelar ekspos situasi terakhir kondisi Bengkulu Utara paska bencana alam tersebut, salah satu fasilitas publik yang belum dapat digunakan ialah Islamic Center yang rusak parah akibat goncangan gempa tersebut. Menanggapi hal itu, Menlu menyatakan, pihaknya masih punya dana dari bantuan Brunei untuk Yogyakarta dan kemarin telah dibahas kemana akan dialokasikan bantuan itu dan ternyata sekarang terjawab, dana itu untuk memperbaiki Islamic Center Arganakmur. Sebelumnya Deplu membantu pembangunan dua SD dengan 18 ruangan kelas, ruangan guru, mushola dan kantin sekolah senilai Rp2,8 miliar. Bantuan ini berasal dari usaha Kedubes, Konjen dan Konsul yang bekerja di 119 negara, sehingga terkumpul anggaran dari masyarakat internasional yang penggunaannya akan dieskpos kembali oleh Deplu ke pemberi bantuan. "Dari bantuan ini kita sudah membangun beberapa fasilitas umum di Yogyakarta, Pangandaran, Bengkulu dan Nias, dan nanti hasilnya akan kita tunjukkan kepada mereka bahwa bantuan itu salah satunya berubah menjadi SDN 17 dan SDN 09," kata menteri. Kepada pers Menlu menyatakan akan secepatnya merealisasikan pembangunan Islamic Center yang menurut Bupati Bengkulu Utara membutuhkan anggaran Rp3 miliar tersebut. Deplu akan menurunkan tim untuk menghitung jumlah dana yang dibutuhkan untuk pembangunan tersebut. "Kalau bisa bulan ini akan kita realisasikan. Tentu saat ini belum bisa dihitung berapa dana yang dibutuhkan, kita akan turunkan tim," tambahnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008