Banda Aceh (ANTARA News) - Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) sudah merasakan manfaat perdamaian yang dibangun setelah kesepakatan damai (MoU) antara Pemerintah dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Helsinki, 15 Agustus 2005."Kalau situasi keamanan sudah 90 persen membaik. Masyarakat sudah merasakan manfaat perdamaian itu," kata juru bicara Komite Peralihan Aceh (KPA) Pusat Ibrahim bin Syamsuddin di Banda Aceh, Sabtu.Ia menjelaskan, yang penting saat ini adalah Pemerintah Aceh memprioritas pada program pemberdayaan ekonomi, pengurangan angka kemiskinan dan pengangguran sehingga tidak berdampak buruk pada situasi keamanan."Kalau lapangan pekerjaan terbuka luas, kesempatan berusaha tanpa ada masalah, maka masalah kriminal akan segera teratasi yang akhirnya berdampak semakin baiknya situasi keamanan di Aceh," kata dia. Pasca MoU Helsinki, keamanan bukan sebuah persoalan lagi di Aceh. Suasana di desa-desa sudah cukup baik dengan aktivitas masyarakat yang tidak terbatas lagi sampai larut malam, katanya. "Namun jika berbicara kriminal, maka itu bukan menjadi ukuran yang bisa kita katakan keamanan tidak baik, sebab kriminal tersebut dimana-mana ada," kata Ibrahim yang kerap disapa KBS. Dia menyarankan, Pemerintah Aceh lebih memprioritaskan sektor yang mampu membangkitkan minat investasi sehingga para investor lebih bergairah menanamkan usahanya di daerah ini. Untuk menarik minat investor, maka Pemerintah Aceh harus mendorong tersedianya infrastruktur pendukung seperti listrik, pelabuhan dan prasarana lainnya. "Ketersediaan listrik yang cukup saat ini sangat dibutuhkan para investor untuk melakukan aktivitas usahanya di Aceh. Investasi harus nyata untuk menampung tenaga kerja sehingga masalah pengangguran bisa teratasi," katanya. Selain itu, Ibrahim KBS mengatakan, masalah irigasi juga masih dibawah standar yang harus menjadi prioritas Pemerintah Aceh sehingga areal sawah masyarakat bisa berfungsi dengan baik. "Karena itu, sekali lagi saya katakan pemerintah memikirkan sektor yang dapat bangkitkan iklim investasi sehingga masyarakat bisa segera sejahtera. Itu merupakan rangkaian pemikiran kami menjelang tiga tahun MoU Helsinki," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008