Moskow, (ANTARA News) - Pemerintah Georgia telah mengosongkan istana presiden dan kantor lain pemerintah di ibukota negeri itu, Tbilisi, di tengah kekhawatiran mengenai pemboman oleh Rusia, kata seorang pejabat tinggi Georgia, Sabtu, seperti dilaporkan AFP. "Kami telah menerima laporan dari Kementerian Pertahanan bahwa lima pesawat militer Rusia telah lepas-landas dari wilayah Kaukus Utara di Rusia menuju Tbilisi," kata pejabat Dewan Keamanan Nasional Alexander Lomaia. "Itu sebabnya mengapa keputusan telah diambil untuk segera mengosongkan kantor presiden dan sejumlah lembaga penting lain pemerintah," kata Lomaia melalui telefon dari Tbilisi. Beberapa pejabat Georgia mengatakan pesawat Rusia pada Jumat menjatuhkan bom di dekat satu pangkalan militer di Vaziani, bandar udara militer di Marneuli, pelabuhan Poti dan satu persimpangan rel kereta dan satu bandar udara di Senaki. Presiden Georgia Mikhail Saakashvili sebelumnya mengatakan 30 orang telah tewas, kebanyakan personil militer. Tentara dan tank Rusia memasuki provinsi separatis Ossetia Selatan di Georgia pada Jumat guna menghadapi serangan Georgia untuk merebut kembali wilayah itu di tengah pertempuran yang dikatakan telah menewaskan ratusan orang. Bentrokan sengit antara tentara Rusia dan Georgia di pinggir selatan ibukota Ossetia Selatan, Tskhinvali, dilaporkan oleh kantor berita Rusia sepanjang Jumat malam. Georgia menyatakan negeri tersebut dibom oleh pesawat militer Rusia. Rusia telah "memulai serbuan militer berskala penuh" atas Georgia, kata Duta Besar Georgia di PBB Irakli Alasania di New York. Moskow telah berikrar akan melakukan pembalasan untuk mempertahakan orang Rusia yang telah ditembaki oleh serangan udara dan artileri Georgia di Tskhinvali --pertempuran paling sengit sejak perang separatis 1992-94 di wilayah itu. "Pasukan Georgia menguasai seluruh wilayah Ossetia Selatan kecualia Java," kota Tskhivinvali di bagian utara wilayah tersebut, kata Presiden Georgia Mikhail Saakashvili dalam pidato melalui televisi. "Kami sepenuhnya menguasai Tskhinvali," katanya meskipun gerilyawan tak lama setelah itu menyatakan mereka menguasai kota tersebut, demikian laporan kantor berita Interfax. "Pihak Georgia saat ini menembaki wilayah permukiman Tskhinvali," kata jurubicara pemerintah Ossetia Selatan, Irina Gagloveva, dalam komentar melalui televisi setelah matahari terbenam. Belakangan laporan dari Rusia menyatakan pemboman mulai reda. Saakashvili mengatakan 30 orang telah tewas di pihak Georgia, tapi pemimpin separatis Eduard Kokoity menyebutkan jumlah korban jiwa secara keseluruhan dari Jumat jauh lebih banyak. "Lebih dari 1.400 orang telah tewas," kata Kokoity, sebagaimana dikutip oleh Interfax. "Keterangan ini akan diperiksa, tapi ini adalah jumlah rata-rata, berdasarkan informasi dari keluarga." Dalam pernyataan yang dibantah oleh Rusia, Kementerian Dalam Negeri Georgia menyatakan lima pesawat Rusia telah ditembak jatuh. Dalam satu pernyataan, militer Rusia mengatakan lebih dari 10 prajurit pemelihara perdamaian Rusia telah tewas di Tskhinvali saat serangan Georgia mengenai barak mereka.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008