Quartararo yang menggunakan ban depan medium dan belakang soft pun mengaku cukup dipusingkan dengan pilihan ban hari itu.
"Tak banyak yang tersisa dari ban, tapi itu cukup untuk membuat jarak di awal," kata Quartararo.
"Marc tiga per sepuluh (detik) lebih cepat jadi aku sangat menekan, 100 persen untuk mencoba mengimbanginya, dan Dovi di akhir sangat cepat. Dia membalap 0,5 detik lebih cepat dariku jadi aku harus mendorong lagi.
"Aku sangat senang podium kedua untuk dua kali secara beruntun. Terima kasih kepada tim yang memungkinkan ini dan aku sangat senang bisa meraih tujuan dari apa yang kami tetapkan di awal tahun," kata Quartararo yang dinobatkan sebagai rookie terbaik musim ini setelah finis runner-up di Jepang.
Baca juga: Morbidelli: Quartararo menjadi motivasi setiap pebalap Yamaha
Baca juga: Bukan Rossi atau Dovizioso, tapi Quartararo lah rival terberat Marquez
Andrea Dovizioso (Ducati), yang start dari P7 dengan ban depan soft dan belakang medium. Dozi mampu menjaga tingkat keausan ban di awal dan baru melancarkan serangan di paruh akhir lomba sebelum finis P3.
Always giving it 100% ✊@AndreaDovizioso joins the 100 podium club ????#JapaneseGP ???????? pic.twitter.com/GlGxJ8ALkm
— MotoGP™ ???????? (@MotoGP) October 20, 2019
"Ini balapan yang aneh karena terdapat sejumlah pilihan ban yang berbeda jadi aku kira Quartararo kehabisan ban, juga Vinales di akhir lomba sehingga aku bisa membuat waktu putaran yang bagus," kata pebalap asal Italia itu.
"Di akhir aku mengambil banyak resiko di pengereman. Kami sangat bagus dengan pengereman jadi aku bisa mendekati mereka tapi aku kehabisan lap.
"Aku sangat menekan melebihi batas karena ingin finis kedua tapi itu tidak cukup. Tapi aku senang karena aku sedikit kewalahan sepanjang akhir pekan ini dan di balapan kami membuat keputusan yang tepat dengan ban dan setup," kata Dovi yang berada di peringkat dua klasemen, terpaut 119 poin dari Marquez itu.
Kalender MotoGP musim ini menyisakan tiga seri lagi yaitu Australia, Malaysia dan Valencia.
Baca juga: Zarco gantikan Nakagami di tiga seri pamungkas
Baca juga: Johann Zarco soal ekspektasi dan masa depan
Penerjemah: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2019