Sanur (ANTARA News) - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik berharap Bali segera membangun bandara baru, mengingat kapasitas bandara Ngurah Rai sudah tidak memungkinkan lagi baik perluasan maupun pelebaran.Harapan Wacik ditujukan kepada gubernur terpilih Mangku Pastika untuk kepentingan pariwisata Bali ke depan.Ia menganalogikan bermain voli dengan Mangku Pastika. "Mangku Pastika memberi umpan, maka saya yang akan `smash` atau sebaliknya," kata Wacik saat berkunjung ke Sanur Village Festival (SVF) 2008, di Sanur, Bali, Jumat.Dikatakan, dirinya beberapa waktu lalu sempat berbincang-bincang dengan Pastika membahas persoalan pembangunan Bali. "Saya sempat membahas bagaimana membangun pariwisata Bali ke depan, salah satunya tentang keberadaan bandara," ucapnya.Menurutnya, Mangku Pastika memiliki pola pikir yang sejalan dengan dirinya sehingga mudah melakukan koordinasi.Wacik mengatakan, terkait dengan keberadaan Bandara Internasional Ngurah Rai seiring maskapai yang akan datang semakin ramai dan tidak memungkin kapasitas bandara saat ini, maka perlu dicarikan alternatif membangun bandara baru di Pulau Dewata. "Bandara Ngurah Rai sudah tidak bisa dikembangkan lagi. Perpanjangan run way atau pembangunan dua run way sudah tidak memungkinkan, mengingat lokasi sudah tidak lagi dapat diperluas," katanya. Tahun lalu jumlah kunjungan wisman ke Bali mencapai 1,7 juta, tahun ini diperkirakan sekitar dua juta. "Jika kunjungan tiga juta wisatawan, bandara Ngurah Rai tidak akan sanggup. Apalagi sampai empat juta," jelasnya. Beberapa waktu, sempat ada wacana dan pemikiran untuk melakukan pembangunan bandara baru muncul dari pemerintah kabupaten. "Jangan hal tersebut muncul dari kabupaten. Rencana tersebut harus muncul dari pemerintah propinsi. Kita harus berbicara tentang Bali bukan tingkat kabupaten/kota," kata Wacik. Pengembangan Bandara Ngurah Rai sebenarnya sering kali sudah diwacanakan, namun mendapat reaksi keras dari masyarakat. Pihak pemerintah dan dewan pun tidak satu kata dalam pengembangan bandara. Wacik memberikan alternatif pembangunan bandara baru diarahkan ke Bali Utara atau di Kabupaten Buleleng, karena Bali selatan tidak memungkinkan lagi.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008