“Beberapa unit litbang kami, telah menghasilkan berbagai alat yang dapat meningkatkan daya saing industri batik nasional,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Ngakan Timur Antara, dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Ngakan menyebutkan, beberapa hasil litbang dan rekayasa yang telah dibuat oleh unit litbang di bawah BPPI Kemenperin, antara lain HAOP-Hybrid Advanced Oxidation Process (Pengolahan Air Limbah Teknologi Advance).
selain itu, Reaktor Silinder Elektro-Katalitik Alir Kontinyu (anoda: Ti/Pbo2) sebagai unit pengolah air limbah Industri Pewarna dari Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) Semarang.
Baca juga: Ada batik berlandaskan Yin dan Yang di Crafina 2019
Baca juga: ISI Surakarta bantu perajin kembangkan desain batik
Selanjutnya, Kain Tenun Desain Struktur Bermotif Batik dan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) Dobby Elektronik dari Balai Besar Tekstil (BBT) Bandung.
Sedangkan di Baristand Industri Padang, dilakukan penelitian pembuatan pewarna tekstil dari Gambir dan limbah Gambir, serta aplikasi dan pengembangan pigmen warna alam Gambir pada produk tekstil ramah lingkungan.
Berikutnya, mesin router kayu CNC, mesin celup warna kain model spiral, kompor cap & tulis yang telah diproduksi berbagai generasi, canting listrik, pint-art cap batik, Batik Analyzer dari Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta.
“Beberapa waktu lalu, kami menggelar pameran batik dan pameran litbang guna mendukung batik nasional untuk mewujudkan visi Batik Nusantara Mendunia di Yogyakarta,” ungkap Ngakan.
Selain menampilkan hasil inovasi dari sejumlah unit litbang di BPPI, dalam pameran tersebut juga dipamerkan produk-produk dari startup bisnis yang telah dibina oleh BPPI melalui program Innovating Yogya.
Beberapa di antaranya adalah tas kulit teknik marbling, kain ecorust, boneka dari limbah kayu, produk eco print, sepatu berbahan setagen, kerajinan bonggol jagung, dan tas gunung motif batik.
“Sebagai unit yang mengemban tugas dalam penyelenggaraan di bidang perindustrian, kami perlu untuk menyosialisasikan hasil kegiatan litbang terkait pengembangan industri batik yang telah dihasilkan oleh unit kerja Balai Besar dan Baristand Industri ke masyarakat pelaku usaha batik atau pengguna teknologi,” imbuhnya.
Ngakan berharap, melalui kegiatan tersebut, diharapkan pelaku usaha batik dapat menyerap teknologi yang telah dikembangkan oleh Kemenperin.
Tujuannya guna meningkatkan kapasitas dan kualitas produk yang dihasilkan, serta meningkatkan daya saing industri batik dan produk batik.
Baca juga: 42 motif batik khas Minang dipatenkan
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019