New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia "rebound" dari penurunan baru-baru ini, Kamis waktu setempat atau Jumat pagi WIB, di tengah berita bahwa sebuah pipa saluran yang mengalirkan minyak mentah dari Asia Tengah ke Barat masih akan ditutup untuk sekitar 15 hari, menyusul ledakan belum lama ini. Kontrak utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman September, naik 1,44 dolar AS menjadi ditutup pada 120,02 dolar per barrel. Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September naik tipis 0,86 sen menjadi mantap pada 117,86 dolar AS per barrel. "Pasar masih memiliki kekuatan yang melekat sekali. Sekalipun, pendapat permintaan menyusut diterima, di sana masih cukup unsur untuk memjaga harga dari penurunan terlalu jauh", kata Mike Fitzpatrick, analis MF Global, kepada AFP. Pipa saluran minyak Baku-Tbilisi-Ceyhan (BTC) akan masih tutup untuk sekitar 15 hari setelah sebuah ledakan terjadi di sebuah pompa pada sebuah seksi di barat Turki, kata seorang pejabat dari perusahaan minyak dan gas milik negara Turki BOTAS kepada kantor berita Anatolia. Raksasa energi Inggris BP mengatakan pihaknya mempertimbangkan tiga alternatif untuk mengirim pasokan kepada para pelanggannya di Barat. Seorang juru bicara juga mengatakan kepada AFP bahwa perusahaan mulai membatasi produksinya. "Produksi kami menurun," kata dia. Juru bicara menambahkan bahwa menyusul penutupan pipa saluran BTC, BP mempertimbangkan pengangkutan minyak keluar dari Azerbaijan dengan menggunakan kereta api, menggunakan saluran pipa Russia yang jauh melalui Laut Hitam, atau melalui sebuah saluran pipa yang berakhir di Georgia. Sebuah kebakaran mulai terjadi pada Selasa kemungkinan terus menyala untuk dua hari hingga minyak dalam pipa habis, setelah itu perbaikan akan dimulai, kata pejabat BOTAS kepada kantor berita Anatolia. Pipa saluran BTC mulai digunakan pada 2006 dan membawa minyak dari ladang minyak di Laut Kaspia ke pelabuhan Ceyhan, Mediterania, Turki, dimana kapal-kapal tanker mengangkut minyak mentah ke pasar-pasar Barat. Meski harga minyak naik moderat pada Kamis, pasar minyak telah turun pekan ini, di tengah memuncaknya kekhawatiran pelambatan pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat yang akan menurunkan permintaan energi global. Pemerintah AS melaporkan, belanja konsumen yang menyulut dua pertiga dari produksi AS, telah mendingin pada Juni dan tekanan inflasi meningkat. Harga minyak memperpanjang penurunannya pada Selasa, karena sinyal pelambatan ekonomi global meningkatkan keraguan tentang permintaan mendatang. Harga minyak mentah juga turun pada Rabu, setelah berita mengejutkan kenaikan cadangan minyak AS, kata para pedagang. Departemen Energi AS (DoE) mengumumkan dalam laporan mingguannya bahwa cadangan minyak mentah AS telah meningkat 1,7 juta barrel pada pekan yang berakhir 1 Agustus. Padahal pasar memperkirakan akan turun 200.000 barrel. Para pedagang memantau perkembangan stok bensin AS di tengah berlangsungnya puncak permintaan musim panas, dimana banyak orang Amerika biasanya bepergian mengendarai mobil mengisi liburan mereka. Harga minyak berjangka telah turun sekitar 20 persen dari rekor tertinggi di atas 147 dolar AS per barrel pada 11 Juli. "Secara keseluruhan, pasar masih di sebuah persimpangan jalan. Para pelaku pasar berada antara kekhawatiran berlanjutnya pelambatan permintaan energi dan potensi untuk gangguan pasokan lebih lanjut," kata analis dari Sucden, Andrey Kryuchenkov. (*)
Copyright © ANTARA 2008