London (ANTARA News) - Harga minyak dunia "rebound" (berbalik naik) ke arah 120 dolar AS pada Kamis waktu setempat, setelah berita saluran pipa yang membawa minyak mentah dari Asia Tengah ke Bara masih akan tutup untuk sekitar 15 hari menyusul terjadinya sebuah ledakan baru-baru ini.Kontrak utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman September, melompat 1,29 dolar AS menjadi 119,87 dolar AS per barrel.Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September "rally" 1,03 dolar AS menjadi 118,03 dolar AS per barrel."Secara keseluruhan, pasar masih di sebuah persimpangan jalan. Para pelaku pasar berada antara kekhawatiran berlanjutnya pelambatan permintaan energi dan potensi untuk gangguan pasokan lebih lanjut," kata analis dari Sucden, Andrey Kryuchenkov. Pada Kamis diumumkan bahwa saluran pipa minyak Baku-Tbilisi-Ceyhan (BTC) masih akan ditutup untuk sekitar 15 hari setelah sebuah ledakan terjadi di sebuah pompa pada sebua seksi di barat Turki. Raksasa energi Inggris BP mengatakan pihaknya mempertimbangkan tiga alternatif untuk mengirim pasokan kepada para pelanggannya di Barat. Seorang juru bicara juga mengatakan kepada AFP bahwa perusahaan mulai mengurangi produksinya. "Produksi kami menurun," kata dia. Juru bicara menambahkan bahwa menyusul penutupan pipa saluran BTC, BP mempertimbangkan pengangkutan minyak keluar dari Azerbaijan dengan menggunakan kereta api, menggunakan saluran pipa Russia yang jauh melalui Laut Hitam, atau melalui sebuah saluran pipa yang berakhir di Georgia. Sebuah kebakaran mulai terjadi pada Selasa kemungkinan terus menyala untuk dua hari hingga minyak dalam pipa habis, kata seorang pejabat dari perusahaan minyak dan gas milik negara Turki BOTA kepada kantor berita Anatolia. Saluran pipa BTC mulai digunakan pada 2006, membawa minyak dari ladang minyak di Laut Kaspia ke pelabuhan Mediterania, Ceyhan, Turki, dimana kapal-kapal tanker mengangkut minyak mentah ke pasar-pasar Barat. Meski harga minyak naik moderat pada Kamis, pasar minyak telah turun pekan ini, di tengah memuncaknya kekhawatiran pelambatan pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat yang akan menurunkan permintaan energi global. Pada Senin, harga minyak merosot di bawah 120 dolar AS per barrel di New York dan London untuk pertama kalinya dalam tiga bulan terakhir, karena badai tropis tidak mengganggu instalasi minyak di Teluk Meksiko. Sementara pemerintah AS melaporkan, belanja konsumen yang menyulut dua pertiga produksi, telah mendingin pada Juni dan tekanan inflasi meningkat. Harga minyak memperpanjang penurunannya pada Selasa, karena sinyal pelambatan ekonomi global meningkatkan keraguan tentang permintaan. Federal Reserve AS mempertahankan tingkat suku bunga jangka pendeknya tak berubah pada 2,0 persen, mengutip lesunya pertumbuhan di ekonomi terbesar dunia itu dan kekhawatiran inflasi. Amerika Serikat adalah pengguna energi terbesar dunia dan melambatnya belanja konsumen cenderung membebani proyeksi permintaan minyak global. Harga minyak mentah juga turun pada Rabu, setelah berita mengejutkan kenaikan cadangan minyak AS, kata para pedagang. Departemen Energi AS (DoE) mengumumkan dalam laporan mingguannya bahwa cadangan minyak mentah AS telah meningkat 1,7 juta barrel pada pekan yang berakhir 1 Agustus. Padahal pasar memperkirakan akan turun 200.000 barrel. Para pedagang memantau perkembangan stok bensin AS di tengah berlangsungnya puncak permintaan musim panas, dimana banyak orang Amerika bepergian mengendarai mobil mengisi liburan mereka. Harga minyak berjangka telah turun sekitar 20 persen dari rekor tertinggi di atas 147 dolar AS per barrel pada 11 Juli, demikian AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008