Ke depan jumlah rute akan ditambah mengingat banyak daerah yang belum terjangkau
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perhubungan mengklaim program tol laut yang menjadi salah satu program pemerintahan Jokowi-JK berhasil meningkatkan konektivitas antardaerah serta menurunkan disparitas harga antara wilayah barat dan timur Indonesia.
"Tol laut terus dilakukan secara intensif dan saat ini setidaknya sudah ada 18 rute ke berbagai tujuan daerah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar) di Indonesia. Ke depan jumlah rute akan ditambah mengingat banyak daerah yang belum terjangkau," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi kepada pers saat menyampaikan Capaian Kinerja Kementerian Perhubungan Kabinet Kerja Jokowi-JK Tahun 2014-2019 di Jakarta, Sabtu.
Dikatakan, Presiden Jokowi sangat peduli dengan keberadaan tol laut sehingga Kementerian Perhubungan terus intensif mengembangkan program tersebut dalam upaya menciptakan kesetaraan persediaan barang dan harga di seluruh daerah.
Baca juga: Optimalkan peran tol laut, Kemenhub jajaki gandeng e-commerce
Budi Karya mengatakan selama ini banyak daerah, khususnya di 3T, mengalami kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok dan kalaupun ada harga melonjak karena keterbatasan transportasi laut dari Jawa/Sumatera ke daerah di tengah dan timur wilayah Indonesia.
"Tol laut memang ditujukan untuk mengangkut kebutuhan pokok dari wilayah barat ke tengah dan timur, serta sebaliknya. Kalaupun masih ada kekurangan akan terus diperbaiki," kata Menhub.
Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Agus Purnomo mengatakan, dari hasil kunjungan ke berbagai daerah keberadaan tol laut disambut positif oleh pimpinan daerah, karena sangat membantu dalam upaya menciptakan ketersediaan barang serta menurunkan harga bahan pokok.
"Banyak gubernur dan bupati yang mengapresiasi keberadaan tol laut karena berdampak positif bagi daerahnya masing-masing. Untuk itu program ini akan dilanjutkan dan ditingkatkan," kata Agus.
Baca juga: Wabup Gorontalo Utara apresiasi implementasi program tol laut
Rehabilitasi terminal
Menteri Budi Karya mengatakan di sektor perhubungan darat salah satu yang mendapat perhatian adalah merehabilitasi terminal bus di berbagai daerah.
"Kita akan jadikan terminal bus menjadi nyaman dan aman seperti bandar udara. Saat ini sudah ada dan sedang dikerjakan rehabilitasi terminal bus di berbagai daerah," kata Menhub.
Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan selama tahun 2017 setidaknya sudah ada enam terminal yang direhabilitasi, tahun 2018 sebanyak 35 terminal direhabilitasi, dan tahun 2019 ada 18 terminal direhabilitasi.
Menurutnya, pihaknya menargetkan pada tahun 2020 semua terminal bus selesai direhabilitasi sehingga mampu memberikan kenyamanan bagi penumpang.
Bentuk rehabilitasi terminal adalah seperti halnya bandar udara, yaitu memiliki sejumlah batas area, seperti ada area yang boleh dimasuki oleh penumpang dan pengantar/masyarakat umum.
Tapi ada wilayah yang hanya diperbolehkan dimasuki oleh penumpang yang sudah memiliki karcis untuk naik bus.
"Kita ingin terminal bus nyaman dan aman serta bersih seperti bandar udara, dengan menciptakan ketertiban," kata Budi Setiyadi.
Baca juga: Terminal Giwangan akan mempunyai penampilan layaknya bandara
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019