Sumenep (ANTARA News) - Warga Kecamatan Kepulauan Gayam dan Nong Gunong, Kabupaten Sumenep, Madura, Jatim mengeluhkan pelayanan PLN setempat, dikarenakan tiga malam terakhir aliran listrik PLN padam.Salah seorang warga Gayam, Nur (40), Kamis (7/8), menjelaskan, sejak Senin (4/8) malam lalu, pelayanan PLN tidak optimal yang ditandai dengan pemadaman listrik secara mendadak."Kami ini hanya mendapat aliran listrik pada malam hari saja. Sedang di siang hari, PLN memang tidak beroperasional. Tapi, sejak Senin (7/8) malam lalu, listrik hanya menyala satu hingga tiga jam saja", katanya saat dikonfirmasi dari Sumenep melalui jaringan telepon.Ia menjelaskan, dirinya yang memang memiliki usaha fotocopy, langsung komplain dan menanyakan alasan pemadaman tersebut pada petugas PLN."PLN memberikan keterangan sedang kekurangan solar sebagai bahan bakar mesin pembangkit listriknya (PLTD). Tapi, ada juga yang bilang terjadi kerusakan mesin", katanya. Nur mengaku rugi, jika pada malam hari aliran listrik PLN tidak normal, dikarenakan mesin fotocopy yang dimilikinya dipastikan akan "menganggur". "Pada siang hari, kami sudah tidak bisa mengoperasionalkan mesin fotocopy. Kalau malam harinya listrik sering padam, percuma saja kami memiliki mesin fotocopy", katanya mengeluh. Ia berharap, kasus aliran listrik padam di malam hari tidak terjadi lagi, dikarenakan warga Gayam maupun Nong Gunong sejak dulu memang hanya bisa "menikmati" pelayanan PLN pada malam harinya saja. Sedang Supervisor Pelayanan Pelanggan PLN UPJ Sumenep, Slamet menjelaskan, terganggunya pelayanan PLN di Gayam dan Nong Gunong disebabkan adanya kerusakan pada mesin pembangkit listriknya. "Kami langsung kirimkan personel dari PLN Sumenep untuk memperbaiki kerusakan tersebut. Laporan terakhir yang saya terima, sejak Rabu (6/8) malam, listrik sudah menyala secara normal selama 12 jam, sejak pukul 17.00-05.00", katanya. Ia membenarkan, sekitar 5 ribu pelanggan PLN di Gayam dan Nong Gunong hanya bisa "menikmati" aliran listrik PLN pada malam hari saja.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008