Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida mengatakan peningkatan inklusi keuangan dan perlindungan konsumen dapat mendorong tingkat kesejahteraan masyarakat sekaligus menjawab masalah pembiayaan kepada UMKM.

"Peningkatan keuangan inklusi dan perlindungan konsumen ini sangat strategis untuk menurunkan kemiskinan, ketimpangan dan kesejahteraan, karena dapat memperluas akses keuangan dan menjawab permasalahan pembiayaan kepada UMKM," kata Nurhaida saat memberikan sambutan dalam acara FinExpo 2019 di Jakarta, Sabtu.

Nurhaida menjelaskan inklusi keuangan ini dapat menawarkan kemudahan untuk mendapatkan layanan jasa keuangan formal bagi masyarakat maupun pelaku usaha kecil yang ingin memperluas usaha dan selama ini kesulitan memperoleh akses pembiayaan.

"UMKM bisa mendapatkan kesempatan untuk memperoleh modal untuk pengembangan usaha. UMKM saat ini banyak yang belum mendapatkan akses keuangan secara formal. Dengan kemudahan akses, maka jumlah UMKM akan meningkat dan masyarakat lebih sejahtera," ujarnya.

Meski demikian, inklusi keuangan ini harus bersinergi dengan komitmen perlindungan terhadap konsumen, karena tanpa jaminan perlindungan tersebut, masyarakat menjadi ragu untuk memperoleh kemudahan yang ditawarkan lembaga jasa keuangan.

"Kalau akses keuangan meningkat, dan tidak ada perlindungan kepada konsumen, masyarakat akan menjauh dari produk yang ditawarkan lembaga jasa keuangan. Tapi sekarang ada Strategi Nasional Keuangan Inklusif yang dapat menjadi pedoman bagi regulator," katanya.

Baca juga: BI, OJK dan pelaku industri gelar "Finexpo" genjot inklusi keuangan
Baca juga: Target inklusi keuangan diharapkan tercapai lewat gelaran FINEXPO 2019


Dengan upaya optimal untuk mendorong literasi maupun inklusi keuangan, maka jumlah kepemilikan rekening dapat meningkat dan masyarakat tidak lagi kesulitan dalam memperoleh permodalan, sehingga tingkat ketimpangan dan gini rasio dapat menurun.

Industri jasa keuangan bersama Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan menyelenggarakan "Financial Expo" atau Finexpo dan Sundown Run 2019 untuk meningkatkan tingkat literasi dan inklusi keuangan nasional yang pada akhir tahun ini masing-masing ditargetkan dapat mencapai 35 persen dan 75 persen.

Ketua Finexpo dan Sundown Run 2019 Wani Sabu mengatakan peningkatan tingkat pemahaman masyarakat terhadap produk dan jasa keuangan, dapat menjadi salah satu upaya utuk memperkuat perlindungan konsumen industri keuangan.

"Kami sengaja berfokus pada pentingnya perlindungan konsumen sebagai salah satu wujud nyata langkah OJK dan BI dalam menggandeng usaha jasa keuangan untuk meningkatkan inklusi keuangan dengan memantapkan kepercayaan konsumen terhadap produk layanan jasa keuangan," kata Wani.

Wani mengatakan Finexpo perlu menggaungkan perlindungan konsumen kepada masyarakat untuk membuat konsumen tidak membeli produk jasa keuangan tanpa memahami terlebih dahulu produk tersebut dan menyesal di kemudian hari.

Finexpo pada tahun ini mengusung tema Sinergi Aksi dalam Mewujudkan Inklusi Keuangan untuk Semua dan Perlindungan Konsumen yang Optimal, yang berlangsung di mal Kota Kasablanka mulai Kamis (17/10) hingga Minggu (20/10) dan diikuti oleh 90 peserta lembaga jasa keuangan.
Baca juga: OJK canangkan sinergi aksi Indonesia menabung

Pewarta: Satyagraha
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019