Semarang (ANTARA News) - Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) menggunakan berbagai macam proksi atau pendekatan dalam menjaring calon legislatif. "Kita menggunakan kombinasi berbagai macam proksi, sehingga diharapkan mendapat satu sistem pencalegan yang optimal," kata Ketua DPP Partai Hanura, Fuad Bawazier seusai seminar soal "Konsepsi Kepemimpinan Dalam Perspektif NKRI" di Semarang, Kamis. Ia menjelaskan, untuk menentukan caleg partai bisa menggunakan proksi kegiatan, kontribusi, waktu, tenaga, pikiran, atau tingkat popularitas sehingga bisa menggaet suara yang ditunjukkan dengan perolehan suara. Fuad mengatakan, ada sistem dan mekanisme internal partai untuk penjaringan caleg, misalnya pencapaian penetapan prosentase tertentu bagi setiap caleg untuk terpilih. "Misalnya saya bukan nomor satu, tetapi suara saya lebih bagus dari nomor satu tapi prosentasenya lebih rendah dari ketentuan undang-undang, saya bisa yang jadi caleg terpilih," katanya. Mantan menteri keuangan ini menambahkan, karena hanya ada 77 daerah pemilihan, maka secara otomatis tidak semua pengurus pusat Partai Hanura menjadi caleg dengan nomor jadi. Namun, tidak semua orang yang ada juga berminat menjadi caleg. Disinggung soal tingkat popularitas Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto yang mulai terungguli oleh Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, Fuad tidak mempermasalahkannya. "Masing-masing bagus. Silakan saja berlomba-lomba untuk melahirkan pemimpin yang bagus," demikian Fuad. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008