Menurut Direktur Eksekutif Yayasan Plan Indonesia Dini Widiastuti kepada wartawan di Ende, Pulau Flores, Sabtu, pelari yang terlibat dalam upaya penggalangan dana melalui kegiatan bertajuk Jelajah Timur "Run for Equality" itu berasal dari Bali, Surabaya, dan Jakarta.
"Tidak ada pelari dari NTT, semuanya berasal dari luar NTT karena inikan kegiatan amal," katanya, menambahkan peserta kegiatan itu terdiri atas pelari profesional dan amatir.
Melalui Jelajah Timur "Run For Equality" pertama yang digelar di NTT, Plan Indonesia menargetkan bisa mengumpulkan dana Rp300 juta untuk membangun fasilitas air bersih di Nagekeo.
Selain mengumpulkan dana untuk pembangunan fasilitas air bersih di Nagekeo, Jelajah Timur "Run for Equality" juga mencakup kegiatan kampanye kesetaraan gender di Flores, tempat anak anak perempuan masih harus membantu mencari air sehingga waktu belajar mereka terganggu.
"Kita ingin anak-anak perempuan ini punya banyak waktu untuk belajar dan beraktivitas lain. Jadi, jika ada fasilitas air bersih langsung ke rumah bisa meringankan beban mereka. Mungkin tidak muluk-muluk, namun kami mencari cara agar beban mereka bisa dikurangi," kata Dini.
Sebelum berlari dalam Jelajah Timur "Run for Equality", para pelari peserta kegiatan itu sudah berkampanye untuk menggalang sumbangan dari publik lewat kitabisa.com sejak Agustus 2019.
"Hingga saat ini yang sudah terkumpul Rp200-an juta dari total Rp300 juta yang kita targetkan," kata Dini.
Putu Agus Darmawan, peserta Jelajah Timur "Run for Equality" dari Bali, sangat bersemangat mengikuti kegiatan amal tersebut.
"Ini pertama kali saya menjelajah Flores dengan berlari. Kalau dari saya sendiri akan melakukan yang terbaik, " kata Putu Agus, yang berusaha menempuh jarak 57 kilometer untuk mencapai garis finis di Kabupaten Nagekeo.
Baca juga:
Ribuan "Runners" berlari sambil beramal
Lari amal bersama untuk cegah kanker
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019