Jakarta (ANTARA) - Mark Hurd, co-CEO Oracle yang juga mantan kepala HP (Hewlett Packard) selama periode diguncang skandal, meninggal dunia pada Jumat (18/10) dalam usia 62 tahun.
Kematian Hurd tidak diumumkan secara terbuka oleh Oracle, tapi perusahaan perangkat lunak itu telah mengonfirmasi kepada CNBC meskipun tidak memberikan komentar tambahan.
Melalui surat elektronik, pemimpin Oracle Larry Ellison memberi tahu para karyawan bahwa Hurd telah meninggal Jumat dini hari, demikian mengutip CNBC, Sabtu.
"Oracle telah kehilangan seorang pemimpin yang brilian dan terkasih yang secara pribadi menyentuh kehidupan banyak dari kita selama dekade di Oracle," tulis Ellison.
"Kita semua akan kehilangan pikiran Mark yang tajam dan kemampuan langka untuk menganalisis, menyederhanakan, dan menyelesaikan masalah dengan cepat. Beberapa dari kita akan kehilangan persahabatan dan bimbingannya. Aku akan kehilangan kebaikan dan rasa humornya."
Hurd mengumumkan cuti dari Oracle pada September lalu karena alasan kesehatan yang tidak dijelaskan.
"Meskipun kita semua bekerja keras bersama untuk menutup kuartal pertama, saya telah memutuskan bahwa saya harus menghabiskan waktu fokus pada kesehatan saya," kata Hurd dalam pernyataannya.
"Saya mencintai Oracle dan berharap Anda semua sukses selama ketidakhadiran saya," kata Hurd.
Hurd dan Safra Catz diangkat sebagai CEO Oracle (co-CEO) pada September 2014. Saham Oracle telah naik sekitar 37 persen sejak itu.
Hurd adalah CEO di Hewlett-Packard dari 2005 hingga 2010, dan harga saham HP naik lebih dari dua kali lipat. Tetapi masa jabatannya tidak bebas dari kontroversi.
Skandal pecah pada 2006 karena upaya untuk menentukan siapa orang di HP yang membocorkan informasi ke media.
Anggota dewan pergi, agen-agen federal memulai investigasi, dan Hurd bersaksi di depan komite kongres. HP setuju untuk membayar 14,5 juta dolar dalam penyelesaian dengan jaksa agung California.
Kemudian pada 2010, harga saham HP anjlok 8 persen setelah perusahaan teknologi itu mengumumkan pengunduran diri Hurd di tengah klaim pelecehan seksual yang dituduhkan terhadapnya.
HP menyimpulkan bahwa meskipun Hurd tidak melanggar kebijakan perusahaan tentang pelecehan seksual, ia gagal memenuhi standardnya.
Baca juga: Zuckerberg kritik TikTok karena sensor konten
Penerjemah: Suryanto
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019