Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah di pasar spot antar bank Jakarta, Kamis pagi, merosot lagi ke level 9.100 per dolar AS, karena pelaku pasar aktif melakukan aksi lepas mata uang lokal itu untuk mencari untung (profit-taking). Nilai tukar rupiah melemah 47 poin menjadi Rp9.110/9.115 per dolar AS dibanding penutupan sebelumnya Rp9.063/9.087. Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova, mengatakan di Jakarta, Kamis, aksi konsolidasi pelaku pasar masih berlanjut, karena posisi rupiah saat ini dinilai cukup stabil. Ini hanya merupakan teknikal saja, namun rupiah masih berpeluang untuk bisa naik kembali. Rupiah akan mendapat sentimen positif dengan masuknya dana lokal yang selama ini diparkir diluar negeri menjelang pemilihan umum (pemilu) 2009. "Kami optimistis rupiah masih dapat bergerak naik lagi. Kenaikan bunga BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 9,00 persen juga akan memicu rupiah menguat, karena pelaku asing diperkirakan akan meningkatkan portofolio investasinya di dalam negeri," ucapnya. Ia mengatakan, Bank Indonesia (BI) sebelumnya menginginkan rupiah berada di bawah angka Rp9.200 per dolar AS berkisar antara Rp9.150-Rp9.175 per dolar, bahkan kalau memungkinkan menembus angka Rp9.100 per dolar AS. Karena itu posisi rupiah pada saat ini dinilai masih sangat baik sesuai dengan keinginan BI dan pada posisi itu dinilai cukup aman, katanya. BI, menurut dia akan tetap menjaga rupiah agar tidak berada diluar koridor yang ditentukan, apalagi BI memiliki cadangan devisa yang cukup besar. Meski demikian peluang rupiah untuk bisa menguat kembali mendekati angka Rp9.000 per dolar AS masih cukup besar, ucapnya. Rupiah pada sore nanti diperkirakan akan membaik, karena sentimen positif masih tetap tinggi, hanya menunggu waktu yang tepat untuk bergerak naik lagi didukung investasi asing yang semakin besar. Pasar juga sedang menunggu keputusan May Bank, yang menurut rencana akan membatalkan akusisinya terhadap Bank Internasional Indonesia Tbk (BII), kata Rully. (*)

Copyright © ANTARA 2008