Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan capaian kinerja untuk jumlah penerima beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi Papua (ADik Papua) hingga 2019 mencapai 4.386 mahasiswa.
"Jumlah penerima beasiswa ini naik hampir dua kali lipat dari tahun 2015. Pada 2015 jumlah penerima beasiswa ADik Papua sebanyak 2.151 mahasiswa," ujar Nasir dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.
Nasir menambahkan tujuan dari pemberian beasiswa itu untuk meningkatkan akses
pendidikan tinggi bagi masyarakat Papua, Papua Barat dan daerah tertinggal serta anak-anak TKI di wilayah perbatasan.
Kemudian, untuk meningkatnya sumber daya
manusia anak Papua dan daerah tertinggal agar berkualitas dan nanti berperan dalam
pembangunan nasional.
"Dengan beasiswa ini, kami berharap akan terbentuk karakter yang lebih baik, mampu
beradaptasi, lebih berani (aktif), bertoleransi, dan pembaharuan pengetahuan mahasiswa yang berasal dari Papua, Papua Barat dan daerah tertinggal," kata dia.
Baca juga: Pokja ADEM-ADIK sosialisasikan ke peserta program kondisi Papua
Baca juga: Disdik imbau pelajar- mahasiswa Papua program ADEM-ADIK tidak pulang
Dia menjelaskan anak-anak Papua yang mendapatkan beasiswa itu bersekolah di sejumlah perguruan tinggi negeri Tanah Air. Ke depan, akan semakin banyak beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa untuk meningkatkan layanan pendidikan tinggi.
"Pada tahun depan, beasiswa Bidikmisi berganti nama menjadi KIP Kuliah, yang kuotanya jadi 400.000 mahasiswa baru."
Selain pemberian beasiswa, terdapat sejumlah pencapaian dalam peningkatan sumber daya manusia pendidikan tinggi. Hingga saat ini, jumlah dosen yang meraih gelar doktor sudah mencapai 44.600 dosen.
Jumlah itu naik pesat dibandingkan pada 2015, yang mana jumlah dosen yang memiliki gelar doktor hanya 24.747 dosen. Kemudian jumlah dosen yang mengikuti sertifikasi pada 2019 sebanyak 7.793 dosen.*
Baca juga: 500 beasiswa Adem disiapkan untuk Papua Barat
Baca juga: Unand terima mahasiswa Papua melalui jalur "Adik"
Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019