Sidoarjo (ANTARA) - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto bersilaturahim ke Pondok Pesantren Bumi Sholawat, Sidoarjo, asuhan KH Agoes Ali Masyhuri, untuk mengucapkan terima kasih terkait dukungan Nahdliyin atas doa kepada Joko Widodo dan KH Maruf Amin.
"Basis pendukung Pak Jokowi dan KH Maruf Amin adalah kaum nasionalis-Soekarnois dan Nahdliyin. Maka kami ingin berterima kasih kepada kaum Nahdliyin yang bergotong royong bersama nasionalis-Soekarnois menjaga Indonesia Raya yang berbhinneka ini," katanya di hadapan KH Agoes Ali Masyhuri, dan juga ratusan santri di Ponpes Bumi Shalawat Sidoarjo.
Baca juga: Jelang pelantikan Jokowi-Ma'ruf, PDIP berterima kasih kepada Nahdliyin
Baca juga: Ketum PBNU: Jokowi-Ma'ruf simbol kemenangan nasionalis-santri
Baca juga: Said Aqil: Persahabatan NU dan PDIP harus dijaga
Dalam kesempatan itu, dirinya meminta supaya pelaksanaan pelantikan Pak Jokowi dan Kiai Maruf pada 20 Oktober nanti berjalan lancar, sekaligus diberkati dalam memimpin Indonesia lima tahun ke depan.
"Melalui kiprah serta pemikiran Presiden pertama Soekarno dan pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asyari, ditunjukkan kepada seluruh rakyat bahwa Indonesia dibangun dengan fondasi yang kokoh dari kaum nasionalis dan religius. Kaum nasionalis dan religius adalah satu keping mata uang, tidak akan terpisahkan," ujarnya.
Di hadapan para santri, dirinya juga menekankan pentingnya prinsip ketuhanan dan kemanusiaan dalam kehidupan keseharian, termasuk dalam kepemimpinan.
"Kami melihat kepemimpinan Ibu Risma di Surabaya yang menata kota, memastikan seluruh anak miskin memperoleh pendidikan yang berkualitas. Itulah prinsip kemanusiaan dalam kepemimpinan yang dipandu oleh nilai-nilai ketuhanan," katanya.
Dirinya juga kagum dengan kiprah KH Agoes Ali Masyhuri yang berdedikasi tinggi dalam memajukan pendidikan umat serta menjadi panutan dalam menjaga Indonesia Raya.
“KH Agoes Ali Masyhuri bukan hanya sosok alim bijaksana, tapi di dalam dirinya juga ada jiwa patriotik yang menyala-nyala mengobarkan semangat kebangsaan, semangat Indonesia Raya," ucapnya.
Menurutnya, dengan faktor historis kerja sama nasionalis dan Nahdliyin dalam mewarnai perjalanan republik ini, ke depan bangunan kolaborasi itu harus diperkuat.
"PDI Perjuangan akan terus bekerja sama dengan Nahdlatul Ulama dalam segala aspek, penguatan ekonomi umat, pemerintahan, sosial, dan sebagainya demi kemajuan Indonesia Raya," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Pendidikan Ponpes Bumi Shalawat Muhdlor Ali mengatakan, tidak ada kemenduaan antara menjadi santri dan menjadi nasionalis.
"Karena para santri sejak awal sudah dididik untuk mencintai republik ini, dididik dalam bingkai kebangsaan bahwa hubbul wathon minal, mencintai Tanah Air adalah bagian dari iman," ujar Gus Muhdlor, sapaan akrabnya.
Gus Muhdlor mencontohkan bagaimana ketika Indonesia yang masih berusia muda dirongrong pemberontakan DI/TII, kaum santri menunjukkan komitmen nasionalismenya dengan menolak terlibat dalam pemberontakan itu. Bahkan, NU memberi gelar kepada Bung Karno sebagai waliyyul amri dharuri bi as-syaukah (kepala negara bidang kenegaraan dan keagamaan).
"Kaum santri termasuk di daerah seperti Sidoarjo ini akan terus bertekad untuk menjaga keindonesiaan bersama kawan-kawan nasionalis-Soekarnois," katanya.
Hadir dalam acara itu KH Agoes Ali Masyhuri, Ketua PDIP Jatim Kusnadi, Sekretaris PDIP Jatim Sri Untari, Ketua PDIP Sidoarjo Sumi Harsono, Direktur Pendidikan Bumi Sholawat Muhdlor Ali.
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019