Simulasi siaga bencana penting disosialisasikan kepada seluruh lapisan masyarakat, terutama anak-anak

Bandarlampung (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandarlampung memberikan simulasi siaga bencana gempa kepada anak usia dini untuk mengurangi risiko korban jiwa saat bencana datang.

"Simulasi siaga bencana penting disosialisasikan kepada seluruh lapisan masyarakat, terutama anak-anak," kata Kepala BPBD Bandarlampung Syamsul Rahman, di Bandarlampung, Jumat.

Dalam simulasi siaga bencana yang dilakukan BPBD di ruang bermain ramah anak Kalpataru, Kecamatan Kemiling Bandarlampung itu diikuti oleh puluhan anak dan mereka sangat antusias mengikutinya

Menurut dia, pelatihan siaga bencana harus menjadi sebuah agenda rutin yang dilakukan sebab bencana alam, seperti gempa, tsunami dan kebakaran merupakan peristiwa yang dapat muncul tanpa ada yang bisa memprediksi.

BPBD, katanya, akan rutin menyelenggarakan latihan dan simulasi bencana setiap bulannya ke beberapa sekolah dan di titik lokasi yang banyak anak bermain.

Ia mengharapkan dari simulasi ini, apabila terjadi bencana gempa mereka dapat mengerti harus melakukan tindakan apa dan kemana harus mengamankan diri.

"Simulasi bencana yang baru diajarkan sementara masih gempa, karena tsunami juga berawal dari gempa ke depan menyusul kebakaran, ini akan diajarkan kepada anak yang lebih dewasa dan orang tua," kata dia.

Dia mengatakan, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan masyarakat saat gempa yakni pertama, masyarakat harus tetap tenang dan tidak panik ketika terjadi gempa bumi dan berlindung di bawah meja serta lindungi kepala dengan tas atau tangan jika posisi serang dalam ruangan.

Selain itu, saat gempa usahakan untuk tidak berada dekat dengan lemari atau barang pecah belah lalu segera keluar dari rumah begitu getaran gempa selesai dan mencari ruang terbuka.

Kedua, jika berada dalam gedung tinggi, upayakan segera keluar dari bangunan itu dengan menggunakan tangga darurat jangan lift kemudian langsung menuju tempat evakuasi.

Ketiga, kalau berada di luar ketika terjadi gempa, waspadai bangunan dan pohon tinggi. jurang, usahakan untuk bisa berada di alam terbuka dan tanah lapang.

Terakhir, kata dia, kalau getaran gempa bumi sudah selesai, tetap waspada terhadap gempa susulan dan jangan lupa mematikan kompor dan mencabut gasnya serta bila ada kerusakan listrik saat gempa aliran listrik bisa langsung dicabut agar menghindari kebakaran.

Baca juga: PAUD pun belajar siaga bencana

Baca juga: Tim Aksi UI gagas sekolah dan kampung siaga bencana Lombok

Baca juga: Kemensos rintis Gerakan Siswa Siaga Bencana

Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019