Washington (ANTARA News) - Sebuah pesawat pendarat di Mars telah menemukan racun pada sampel tanah yang diambil dari kutub utara planet itu, sehingga melenyapkan kemungkinan ditemukannya kehidupan di Planet Merah tersebut, para pejabat badan antariksa AS menyatakan Selasa. Wahana pendarat Phoenix beberapa pekan lalu mengambil sampel tanah dan analisa yang seksama mengkonfirmasikan adanya perchlorat, yakni zat yang sangat teroksidasi yang membahayakan kehidupan. "Penemuan ini mengagetkan mengingat pengukuran sebelumnya atas material permukaan itu konsisten dengan, sekalipun belum final mengenai keberadaan perchlorat," kata Peter Smith, penyelidik utama pada Universitas Arizona, sebagaimana dilaporkan DPA. Para ilmuwan NASA tidak akan mengesampingkan kemungkinan kehidupan pernah ada di Mars atau ada sekarang, namun penemuan tersebut menimbulkan keraguan atas kemungkinan itu. Pengumuman itu muncul setelah NASA menyatakan pada pekan lalu bahwa Phoenix telah menemukan air dalam sampel tanah Mars, penemuan yang meningkatkan kemungkinan planet itu dapat mendukung kehidupan. Lengan robot pesawat antariksa itu menggali beberapa parit di tanah Mars dekat kutub utara planet itu dan telah memanggang sampel-sampel tanah itu di beberapa "oven" kecil. NASA sebelumnya melihat beberapa bongkahan di luar pesawat pendarat itu yang oleh para ilmuwan diidentifikasi sebagai es, namun data yang dikirimkan kembali dari sampel tanah terbaru untuk pertama kalinya memperlihatkan adanya air dalam "tanah" Mars, kata para ilmuwan. Phoenix mendarat di Mars pada 25 Mei dan misinya akan berlangsung selama tiga bulan. Namun begitu, badan antariksa AS itu menganggarkan biaya tambahan sebesar dua juta dolar bagi perpanjangan riset selama beberapa pekan lagi. (*)
Copyright © ANTARA 2008