Denpasar (ANTARA News) - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik mengungkapkan, ratusan wisatawan mancanegara (wisman) yang sedang berlibur di Bali, terpaksa menunda kepulangan mereka, karena ingin menyaksikan upacara pengabenan massal yang digelar warga Desa Adat Batur, Kabupaten Bangli. "Baru saja saya mendapat laporan dari staf, bahwa tidak sedikit wisatawan yang menunda keberangkatan untuk menyaksikan upacara pengabenan yang tidak bisa ditemui di negara lainnya di belahan dunia," ujar Menbudpar Jero Wacik di Kintamani, Bangli, 60 km timur Denpasar Rabu. Menjelang kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyaksikan pelaksanaan upacara penghormatan terakhir terhadap para leluhur, Menbudpar Jero Wacik menambahkan, selain wisatawan yang menunda kepulangan dari Bali, penerbangan dari sejumlah negara, termasuk dari Jakarta ke Bali juga padat. Pada setiap penerbangan hampir tidak ada kursi yang tersisa. Hal itu menunjukkan pariwisata Bali dan Indonesia umumnya cukup baik dan hal itu diharapkan tetap dapat dipertahankan. Ia mengajak masyarakat Bali agar dalam melaksanakan upacara pengabenan lebih mengintensifkan penghormatan kepada para leluhur. "Selain mempercepat pengembalian panca maha bhuta, prosesi pengabenan juga mampu menjadi salah satu daya tarik wisatawan," ujar Menbudpar. Masyarakat Desa Batur melaksanakan ngaben massal sejak 1963 secara berkesinambungan sekali dalam dua tahun dan hal itu telah menjadi tradisi. Sedangkan desa-desa lain juga telah merintis hal yang sama, dengan tenggang waktu sesuai kesepakatan warga setempat. Hal itu dimaksudkan untuk menghemat biaya upacara pengabenan yang membutuhkan dana ratusan juta rupiah. Dengan ngaben massal, semua warga, terutama yang miskin, akan dapat melaksanakan upacara penghormatan terakhir terhadap leluhurnya dengan baik, ujar Jero Wacik. (*)
Copyright © ANTARA 2008