Washington (ANTARA) - Bank Sentral AS (Federal Reserve) memilih untuk mempertahankan suku bunga utamanya tak berubah pada 2,0 persen, Selasa waktu setempat, karena ekonomi AS memberikan sinyal "mixed" (beragam).
Keputusan the Fed untuk mempertahankan tingkat suku bunga federal funds sesuai dengan ekspektasi pasar keuangan.
"Kondisi kredit ketat, kontraksi perumahan yang sedang berlangsung, dan meningkatnya harga-harga energi kemungkinan membebani pertumbuhan ekonomi dalam beberapa kuartal ke depan," kata bank sentral dalam sebuah pernyataannya, se[erti dilaporkan AFP.
Ketua The Fed, Ben Bernanke, telah mempertahankan suku bunga fed funds untuk kali kedua pertemuan kebijakan berturut-turut, setelah menurunkannya hingga 3,25 persentase poin antara September hingga akhir April.
The Fed menggarisbawahi bahwa pihaknya masih mengkhawatirkan biaya energi, sekalipun harga minyak dalam pekan-pekan terakhir ini telah mendingin dari puncak tertingginya 147 dolar AS per barrel.
"Inflasi telah tinggi, dipicu oleh peningkatan awal harga-harga energi dan beberapa komoditi lainnya, dan bebeberapa indikator dari ekspektasi inflasi telah meningkat," kata Fed.
Namun demikian, para pembuat kebijakan bank sentral menyuarakan rasa optimis bahwa pertumbuhan ekonomi akan "rebound" pada waktu mendatang di tengah cerahnya kampanye penurunan suku bunga. (*)