Jakarta, Tampak Siring, Bali (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono, Rabu siang, akan menghadiri upacara ngaben massal di Tunon, Desa Pekraman Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, 60 kilometer timur laut kota Denpasar. Kepala Negara akan menyaksikan upacara pembakaran 137 jenazah, salah satunya adalah jenazah ayah Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, Guru Nyoman Santi, yang meninggal dunia pada Februari 2007 lalu. Sekitar pukul 11.00 WITA atau 10.00 WIB, Presiden beserta rombongan tiba di Tunon dan menyaksikan jenazah akan diangkat oleh keluarga masing-masing ke sebelah selatan Pura Batur untuk dimasukkan ke wadah. Setelah masuk ke wadah, jenazah akan diangkat dan dibawa ke kuburan, sesampainya di kuburan, jenazah akan diturunkan kemudian dimandikan dan diupacarakan yang diikuti keluarga. Setelah upacara selesai jenazah dibakar. Prosesi Ngaben memakan waktu secara keseluruhan selama lima jam, meski demikian Presiden dan Ibu Ani tidak akan menyaksikan keseluruhan prosesi waktu prosesi lima jam itu. Guru Nyoman Santi, ayahanda Jero Wacik yang meninggal dunia dalam usia 94 tahun, dikenal sebagai pengumpul cap darah untuk meraih kemerdekaan RI pada 1945 itu, tutup usia pada 19 Februari 2007. Semasa hidup, almarhum pernah berpesan agar pada pengabenannya nanti harus dilakukan secara massal. Itu sebabnya, pada pengabenan mendatang juga disertakan 137 kerangka jenazah yang lain. Kerangka jenazah sebanyak itu pada umumnya adalah warga yang telah dimakamkan beberapa tahun silam di kuburan yang sama. Guru Nyoman Santi yang terlahir bernama I Nyoman Bakat, menghembuskan nafas terakhir 19 Februari 2007 akibat penyakit jantung yang telah cukup lama dideritanya. Menbudpar Jero Wacik yang merupakan anak bungsu dari 12 bersaudara hasil pernikahan almarhum dengan istri keduanya, Ni Nyoman Sudiri (alm), namun sebelas di antara saudaranya itu meninggal dunia ketika masih kecil. Semasa hidup, almarhum bersama tokoh masyarakat setempat sempat memprakarsai pelaksanaan ngaben massal, dan ngaben secara bersama-sama itu pertama kali dapat diwujudkan tahun 1963. Ngaben massal itu kini dapat dilakukan secara berkesinambungan sekali dalam dua tahun dan telah menjadi tradisi. Hal itu dimaksudkan untuk menghemat biaya upacara pengabenan yang membutuhkan dana ratusan juta rupiah. Presiden dan Ibu Negara dijadwalkan kembali ke Jakarta melalui Bandara Ngurah Rai dengan pesawat Kepresidenan pada pukul 15.00 WITA atau pukul 14.00 WIB dan akan tiba di Pangkalan Udara TNI-AU Halim Perdanakusuma pada pukul 15.50 WIB. (*)
Copyright © ANTARA 2008